|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 6 users |
Total Hari Ini: 201 users |
Total Pengunjung: 6224313 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
TERNYATA RASULULLAH SAW MENGHADIRI UNDANGAN KENDURI |
Penulis: Pejuang Islam [ 9/9/2016 ] |
|
|
TERNYATA RASULULLAH SAW MENGHADIRI UNDANGAN KENDURI
Luthfi Bashori
Warga Sunni Syafi`i yang menjadi penghuni mayoritas di Indonesia, sudah terbiasa menerima undangan kenduri. Undangan itu terkadang berupa kenduri kirim doa tahlilan, kenduri aqad nikah, kenduri tasyakkuran haji, dan macam-macam jenis undangan kenduri yang menjadi amaliyah dan sudah mentradisi di kalangan kaum muslimin Indonesia. Berikut ini adalah salah satu tuntunan Rasulullah SAW tentang bagaimana adab sopan santun jika diundang kenduri oleh sesama muslim dalam hajatan mereka. Yang mana adanya tuntunan ini menandakan betapa Beliau SAW sangat menghormati umat Islam yang mempunyai hajatan keluarga, dan Beliau SAW tidak marah atau ingkar atau menuduh sesat kepada para shahabat yang mengundang Beliau SAW kenduri dalam acara hajatan keluarga. Dari Abi Mas`ud Albadri berkata : Seseorang telah mengundang makan Rasulullah SAW, dengan memberi batasan jatah untuk lima orang. Tatkala Rasulullah SAW berangkat, ternyata ada seorang tamu yang mengikuti Beliau SAW, sehingga dalam rombongan itu menjadi enam orang. Sesampai di depan rumah si pengundang, Beliau SAW memberi tahu kepada tuan rumah :
Sesungguhnya orang ini mengikuti kami, jika engkau perkenankan masuk, maka biarlah dia ikut, dan jika engkau tidak memperkenankannya maka biarlah dia pulang..!
Tuan rumah menjawab : Biarlah dia ikut masuk, wahai Rasulullah SAW ... ! Demikianlah tata cara Rasulullah SAW mengajari umatnya dengan penuh sopan santun. Betapa Beliau SAW sangat menghormati tuan rumah yang mempunyai hak dalam urusan menerima atau menolak tamu yang tak diundang dalam hajatan tersebut, dan yang lebih menyenangkan betapa Beliau SAW membuka pintu bagi umat Islam yang ingin melaksanakan hajatan keluarga.
Bahkan kedatangan Beliau SAW dalam acara kenduri merupakan sebuah penghormatan tersendiri bagi umat Islam yang ingin melaksanakan hajatan keluarga. Rasulullah SAW juga bersedia memakan jamuan dari tuan rumah tanpa takut merasa bersalah, apalagi menganggap suguhan tersebut haram karena dituduh melanggar syariat.
Undangan kenduri ternyata sudah ada di jaman Rasulullah SAW. Karena itu umat Islam wajib melestarikannya tanpa harus takut dituduh haram, atau bid`ah dhalalah (sesat), atau syirik dan yang semisalnya oleh kaum Wahhabi. Mudah-mudahan ajaran Rasulullah SAW ini dapat diamalkan oleh umat Islam Indonesia pada khususnya, dan seluruh umat Islam yang berada di belahan dunia pada umumnya.
|
1. |
Pengirim: ahmad - Kota: probolinggo
Tanggal: 8/11/2010 |
|
akhlak rasulullah demikian agung, tp akhir2 ne ada segerombolan wahhabi yg mengafikan kaum muslimin. masa begitu akhlak rasulullah?
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan hati mereka diberi hidayah oleh Allah. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: boer alimar - Kota: batam
Tanggal: 19/12/2010 |
|
tulisan yg bagus...soal kenduri tdk masalah..bagaimana jika tuan rumah sendiri yg tak mengundang...kebetulan org yg ke-6 datang bersama rasulullah..bagaimana kalau dia datang sendiri tanpa undangan? mhn sharing..krn dari kecil sy diajar, kalau tak ada undangan kita datang.apalagi makan..(soal makan sensitif)..hukumnya haram (jadi bukan kendurinya yg haram)...terima kasih |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Di tengah masyarakat itu, ada yang punya hajat dengan mengadakan kenduri secara umum tanpa undangan khusus, biasanya diumumkan di tempat umum, maka siapapun boleh masuk dan hadir serta menikmati hidangan. Tapi ada juga yang mengundang secara khusus, maka hanya yang diundang yang boleh makan, dan jika ada orang lain sebagai pengantar (semisal supir), hendaklah meminta ijin kepada shahibul hajah. Pada umumnya shahibul hajah memaklumi dan mengijinkannya. Tapi, jika ada undangan penyusup, tanpa meminta ijin shahibul hajah, hukumnya jadi haram memakan hidangannya, kecuali jika shahibul hajah sudah mengikhlaskan semua hidangan untuk seluruh tamunya tanpa pengecualian. |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pengirim: kilat - Kota: Medan
Tanggal: 5/10/2011 |
|
alhamdulillah dapat pencerahan, ditempat kami akhir2ini banyak yang berkata bahwa kenduri merupakan perbuatan bid'ah, dan menganggap dirinya yang paling benar dan suci, dia tidak mau berkumpul bersama masyarakat, kalau kita sholat di masjidnya setelah kita pergi selalu di bersihkan alias di pel, kalau jemurannya dipungutkan pasti dicuci lagi, apakah Allah mengajarkan demikian kepada kita manusia, setahu saya islam adalah agama yang baik dan penuh dengan rasa hormat dan kasih sayang, tidak membeda2bedakan umat manusia tetapi kenapa islam mengajarkan demikian ya benarkah islam itu agama yang baik, justru kenapa sekarang yang membikin musibah malah umat islam termasuk pengebaman yang banyak dimana-mana, apakah islam mengajarkan perbuatan keji seperti itu mohon pencerahan |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dari info mereka menge-pel bekas tempat umat Islam, bisa dipastikan mereka penganut LDII (Islam Jamaah) |
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengirim: hafidz - Kota: Kediri
Tanggal: 11/5/2012 |
|
Maaf, ustadz, itu dalilnya riwayar siapa? Shohih kah?? saya belum pernah mendengar atau melihatnya sebelum ini. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kalau belum pernah mendengar maka belajarlah dahulu kepada ulama Ahlus sunnah wal jamaah. Kalau belum pernah melihat, baca dahulu kitab-kitab ulama Ahlus sunnah wal jamaah, yang jumlahnya ribuan kitab. Agar luas pergaulan.
“Ada seorang laki-laki di kalangan Anshar yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridha, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”" (HR. Bukhari)
Coba baca artikel kami berjudul HADITS SHAHIH, dan berjudul HADITS HASAN, serta berjudul HADITS DHA`IF, agar akhi mengetahui tata cara menjalankan kaedah para ulama.
Jangan ikut-ikutan caranya orang Wahhabi. |
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Pengirim: Suryani - Kota: Medan
Tanggal: 23/8/2013 |
|
Terima kasih Ustadz atas artikel yang bagus, yang saat ini banyak di permasalahkan oleh masyarakat, Kalau Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan itu asalkan tujuan semua perbuatan/kegiatan yang Kita lakukan bertujuan baik (Hasanah) ngapain terlalu diributkan, yang paling ironi terkadang Saya lihat ditengah2 masyarakat banyak yang bersemangat mengharamkan kenduri,tetapi lebih parah haramnya dari perbuatan kenduri dikerjakannya, itu Bagaimana itu,Terima kasih |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ya makanya, orang-orang Wahhabi sukanya menuduh pihak lain sebagai pelaku bid'ah sesat. padahal hakikatnya mereka tidak tahu banyak tentang amalan Aswaja yang berdasarkan Alquran dan Hadits. Jadi, ilmunya orang-orang Wahhabi itu hanya main tuduh semata. |
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Pengirim: sugiyanto - Kota: Demak
Tanggal: 21/11/2013 |
|
Bismillah.mohon dasar hadisnya ditunjukkan sohih nya ustad. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Akhi baca dulu artikel kami berjudul: HADITS DHAIF, akhi akan dapat belajar banyak untuk mengenal tata cara mengamalkan hadits. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|