URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 310 users
Total Pengunjung: 6224431 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
AYOO, BERINFAQ DI JALAN ALLAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 14/8/2022 ]
 
AYOO, BERINFAQ DI JALAN ALLAH

Luthfi Bashori


Anjuran berinfaq di jalan Allah termasuk ibadah yang ditekankan di dalam ajaran Islam. Berinfaq dengan mengeluarkan harta untuk kepentingan Islam dan umat Islam itu sangat mulia, karena memiliki nilai pemberian kemanfaatan terhadap pihak lain.

Dalam istilah ilmu Nahwu atau grametikal Arab dikenal, bahwa Fi’il Muta-addi (kata kerja yang membutuhkan maf’ul/obyek) itu lebih baik daripada Fi’il Lazim (yang tidak membutuhkan obyek).

Contohnya kalimat: “Akala Zaidun tamran” (Zaid MAKAN kurma), yang memiliki cakupan subyek, predikat dan obyek, jauh lebih baik daripada kalimat: “Qaama Zaidun” (Zaid BERDIRI), yang hanya memiliki unsur subyek dan predikat saja.  

Allah SWT telah berfirman dalam hadits Qudsi: “Hai anak Adam berinfaklah, niscaya Aku akan memberi nafkah (memberi gantinya) kepadamu”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

Di sisi lain, Allah SWT berfirman yang artinya: “Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah, maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak, dan Allahlah yang menahan maupun melapangkan (rezeki) itu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah, 245).

Perumpamaan infaq yang dikeluarkan di jalan Allah itu, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir tangkai, pada tiap-tiap bulir itu menghasilkan seratus biji.

Alangkah besarnya balasan kebaikan dan pahala bagi siapa saja yang mau berinfaq menyalurkan hartanya di jalan Allah. Karena dalam berinfaq itu ada nilai kepedulian terhadap pihak lain, terutama di kalangan umat Islam.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Atthabarani, bahwa barangsiapa yang tidak peduli terhadap urusan (problematika) umat Islam, maka ia bukan termasuk dari golongan mereka.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam