|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 198 users |
Total Pengunjung: 6224310 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
DAFTAR HAJI TH 2014, DAPAT KUOTA TH 2024, MASA MAU DITUNDA ??? |
Penulis: Pejuang Islam [ 31/5/2022 ] |
|
|
DAFTAR HAJI TH 2014, DAPAT KUOTA TH 2024, MASA MAU DITUNDA ???
Luthfi Bashori
Saya bersama istri, telah mendaftarkan untuk berangkat haji ONH pada tahun 2014 silam.
Karena saat itu kami berdua membutuhkan dana Rp 50 juta, sebagai syarat wajib pendaftaran, maka kami bayar di BNI Syariah dengan cara sedikit mengangsur.
Alhamdulillah, akhirnya dapat kami lunasi semua kewajiban uang pendaftaran haji itu, dengan tujuan agar kami segera mendapat kepastian kuota porsi pemberangkatan, dan sesuai informasi dari pihak Bank, semestinya kami akan berangkat pada tahun 2024 mendatang.
Saat itu kami menerima ketentuan tersebut, tanpa pernah berpikir yang aneh-aneh. Bahkan saya banyak bercerita kepada istri, nanti di Makkah kita juga akan mendapatkan living cost (dana pengembalian sebagai bekal hidup di sana), tentunya jika mengikuti peraturan lama.
Jika nantinya ketentuan dari pemerintah, bahwa biaya ONH-nya itu Rp 35 juta perorang misalnya, maka setiap orang dari kami harus menambah Rp 10 juta.
Untuk menyiasati agar kami nantinya tidak kesulitan mencari dana tambahan, maka setiap kali kami mempunyai uang yang menurut kami sedikitnya pantas untuk ditabungkan, maka kami tabungkan pada rekening haji BNI Syariah milik kami tersebut.
Seingat kami, sekarang kami pun sudah memiliki tabungan haji sebanyak Rp 35 juta perorang. Sayang sudah agak lama kami tidak menengok jumlah tabungan haji milik kami tersebut, apalagi saat ada isu Corona, hingga isu pengunduran pemberangkatan CJH.
Kami bukanlah termasuk orang-orang yang mengharapkan perolehan keuntungan dari bunga Bank, misalnya saja jika dihitung dalam 10 tahun dari dana haji milik kami berdua sebanyak 70 juta, tentu jika dihitung, kami akan memperoleh sekian juta rupiah dari bunganya, drmikian ini jika mengikuti aturan bank yang berlaku umum.
Bahkan kami pribadi termasuk kelompok orang yang menolak pemanfaatan hasil bunga bank untuk keperluan pribadi, apalagi untuk ibadah.
Hanya saja, dalam urusan haji kami berusaha mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yaitu harus membayar ONH lewat bank tertentu. Seperti informasi yang kami terima secara resmi dari pihak bank berarti dua tahun lagi kami semestinya dapat berangkat haji.
Namun, hari ini hati kami menjadi was-was saat mendengar menteri agama, tiba-tiba mengumumkan bahwa dana haji milik umat Islam NKRI saat ini kurang hingga Rp 1,5 Triliun.
Maka timbul pertanyaan yang bergelayut dalam hati, dikemanakan larinya bunga bank milik umat Islam yang sudah terlanjur bayar ONH, entah itu sejak 10 tahun yang lalu, atau bahkan ada yang lebih lama lagi ?
Sekali lagi, pertanyaan ini, bukan berarti kami menginginkan perolehan bunga bank untuk pribadi kami, tapi kami ingin mempertanyakan, berapa besar jumlah bunga abadi umat Islam tersebut, dan dikemanakan saja selama ini, kok bisa-bisanya dana haji tiba-tiba menjadi kurang Rp 1,5 triliun itu ?
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|