TAWADHU’ ITU SIFAT YANG MULIA
Luthfi Bashori
Tawadhu’ atau sikap rendah diri dan tidak sombong, serta tidak berlebih-lebihan dalam segala hal yang terkait dalam kehidupan duniawi, adalah sifat dan sikap yang sangat terpuji.
Terkadang ada orang yang mampu membeli barang mahal, sebut saja mobil baru Ferrari, namun ia tidak membelinya, karena sifat ketawadhu’annya ia merasa hanya membutuhkan mobil Kijang untuk keperluan keluarga dan pekerjaannya, sekalipun ia meliliki segudang kekayaan.
Ia lebih senang menyalurkan harta benda miliknya demi kepentingan agama Islam dan kaum muslimin terutama dari kalangan fakir miskin.
Rasulullah SAW bersabda: “Beruntunglah orang yang merendahkan diri tanpa mengurangi harga dirinya, ia hidup sederhana tanpa membuat dirinya hina, ia menafkahkan sebagian dari harta yang dikumpulkannya termasuk bukan untuk kemaksiatan, ia bergaul dengan ahli fiqih dan ahli hikmah, dan ia kasih sayang kepada orang-orang yang rendah dan orang-orang yang miskin. Beruntunglah orang yang merendahkan dirinya, baik mata pencahariannya (halal), baik hatinya dan baik sikapnya, serta ia menjauhi manusia dari kejahatannya. Beruntunglah orang yang mengamalkan ilmunya, menginfakkan sebagian dari hartanya, dan menahan mulutnya.” (HR. Imam Bukhari)
Termasuk suatu kemuliaan, yaitu bagi orang yang selalu merendahkan diri, tidak takabur, bersifat dermawan, mencari rezeki dari hasil yang halal, dan pandai bergaul terutama dengan para ulama, baik dari ahli fiqih maupun ahli hikmah.