Anak adalah buah hati setiap orang tua. Kebanyakan orang yang telah melaksanakan pernikahan, setelah berlangsung beberapa saat, maka akan mendapat pertanyaan dari orang-orang dekat yang mengenalnya: “Apa sudah berisi (istri hamil) …?”

Pertanyaan seperti ini kerap pula mendapat jawaban ‘Alhamdulillah sudah’ atau jawaban ‘Mohon doa karena masih belum ada tanda-tanda’.

Bagi pasangan yang belum ada tanda-tanda akan memiliki momongan, sering kali menjadi risau, bahkan hingga pergi berobat dengan berbagai macam cara, tujuannya agar segera mendapat momongan anak.

Bagi yang sudah dikaruniai anak, di samping merasa bersyukur kepada Allah, maka tidak jarang di antara  suami-istri itu, ada yang mengalami kendala-kendala tertentu dalam menyikapi keadaan anaknya. Bahkan kondisi yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali bagaimana cara mengatasinya.

Dari sekian banyak pasangan suami istri itu, ada saja yang mengalami hal-hal meyebabkan syok pada diri mereka, lantaran anak yang telah lahir itu, dipanggil kembali oleh Allah meninggalkan udara dunia yang baru dihirupnya.

Maka, untuk menghibur orang tua yang sebenarnya belum siap mental ditinggal mati oleh buah hatinya tersebut, Rasulullah SAW menerangkan:

“Anak-anak kecil kalian (yang meninggal dunia) merupakan pelayan-pelayan kecil surga.

Seseorang di antara mereka menjemput orang tuanya lalu memegang erat-erat pakaiannya. Ia lakukan hal itu secara terus-menerus hingga Allah memasukkannya bersama-sama orang tuanya ke dalam surga.” (HR. Imam Muslim melalui Sayyidina Abu Hurairah RA).

Jadi, anak-anak kaum muslimin yang meninggal dunia sebelum usia baligh, kelak di akhirat mereka berada di dalam surga dengan bebas tanpa ikatan apapun, seperti halnya ikan-ikan kecil yang berenang di dalam laut kesana dan kemari menurut kehendak hatinya.

Anak-anak itu kelak akan menjemput orang tuanya masing-masing. Mereka akan megang erat-erat tangan ayah dan ibunya yang ikhlas saat mereka tinggalkan di dunia dahulu, untuk dibawanya bersama-sama masuk ke dalam surga.