URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224163 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
CHINA KAFIR & TOA PESANTREN 
Penulis: Pejuang Islam [ 26/2/2022 ]
 
CHINA KAFIR & TOA PESANTREN

Luthfi Bashori

Dulu, di rumah kami yang saat ini menjadi pondok (Pesantren Ilmu Alquran, Singosari), terdapat beberapa tetangga dari kalangan etnis China.

Waktu masih kecil, seringkali bersama kakak dan adik, saya bermain ke rumah tetangga yang China tersebut.

Di antara nama yang saya ingat adalah Nya Swie, Yok/Wan Bie, Nya Seger. Sekarang mereka sudah pada meninggal dunia.

Di tempat Nya Swie, dulu kami sering beli sembako, karena dia jual peracangan. Sering juga kami diberi permen kalau habis belanja. Dia punya anjing, tapi diikat di dalam rumahnya.

Di rumah Yok/Wan Bie, yaitu tetangga `dempet` rumah atau satu tembok dengan rumah kami. Orangnya cukup kaya, produksi dan jualan es lilin (es mambo) dan jual jamu, saat itu kami sering beli gula batu untuk iseng ngemil sebagai jajanan di masa lampau.

Di rumah Yok/Wan Bie ini ada TV (masih layar hitam - putih), kami dipersilahkan ikut nonton TV bersama keluarganya.

Sedangkan rumahnya Nya Seger itu, selisih empat rumah dari tempat kami, halamannya sangat luas, jadi cukup enak untuk tempat bermain khas jaman dahulu.

Ada juga pohon mangga, dan kami diperbolehkan minta buahnya serta bermain-main di halaman rumahnya, seperti loncat tinggi dengan karet gelang, bik thor, kasti, dan lain sebagainya.

Pada saat usia saya menginjak remaja, mulailah rumah keluarga kami beralih fungsi menjadi sebuah pesantren walaupun belum diberi nama.

Setiap hari ayah kami, KH. Bashori Alwi membunyikan kaset lagu Qira`atul Quran lewat pengeras suara mimbran (toa) dengan 4 arah (barat, timur, utara dan selatan), yang diletakkan di tempat yang paling tinggi di tempat kami.

Suara Qira`atul Quran itu dibuka setiap hari, yaitu menjelang adzan Subuh dan menjelang adzan Magrib, dengan suara kencang, dan bacaan Qari` yang bergantian, terkadang suara Syekh Siddiq Almunsyawi, Syekh Abdul Bashith, Syekh Mahmud Alhushari, dan beberapa Qari` Mesir lainnya yang diidolakan oleh ayah saat itu.

Suatu saat, amplifayer milik ayah kebetulan error dan harus dibawa ke tukang reperasi untuk beberapa hari.

Di sela-sela itu, ternyata para tetangga kami yang China ini, pada datang ke rumah, dan menanyakan kepada ayah, mengapa Qira`atul Qurannya kok beberapa hari ini distop ?

Karena selama distop itu berakibat negatif, mereka jadi telat bangun pagi gara-gara tidak mendengar suara Qira`atul Quran lewat mimbran (toa).

Bahkan mereka mengutarakan banyak-banyak berterima kasih kepada ayah kami, karena telah sudi membantu para tetangganya, agar selalu bangun pagi untuk persiapan mereka akan bekerja.

Berkah mimbran (toa) pesantren itu, ternyata sangat bermanfaat bagi tetangga kanan kiri, dan tidak ada yang merasa terganggu.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam