PASRAH KEPADA ALLAH DI ATAS SHIRATH
Luthfi Bashori
Tanda seorang mukmin di atas shirat kelak di hari Qiamat adalah (ucapannya): “Wahai Tuhanku, selamatkanlah diriku, selamatkanlah diriku.” (HR. Imam Turmudzi melalui al Mughirah RA).
Shirath, adalah jembatan yang di pasang di atas kedua tepi neraka. Kelak seluruh umat manusia diharuskan melaluinya tanpa kecuali, seperti yang telah disebutkan dalam firman Allah yang artinya: “Dan tidak ada seorang pun di antara kalian melainkan mendatangi neraka itu. Hal tersebut bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.” (Q.S Maryam: 71).
Mendatangi neraka itu melewati jembatan Shirath tentunya. Kelak kafir dan munafik semuanya akan terjerumus ke dalam neraka tanpa terkecuali. Tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat saat melintasi jembatan Shirath. Semua orang kafir dan munafiq itu pasti akan tergelincir masuk ke dalam neraka.
Jadi bohong besar kelompok sesat yang mengatakan dengan kebodohannya, bahwa orang kafir dan munafiq yang beramal sosial baik di tengah masyarakat itu, kelak akan masuk surga.
Sedangkan orang-orang mukmin (muslim), mereka dapat selamat dan tidak tergelincir di jembatan Shirath itu, sesuai dengan perhitungan amal ibadahnya yang diterima oleh Allah, lantas diberi rahmat hingga bisa sampai masuk ke dalam surga.
Adapun riuhnya ucapan: “Wahai Tuhanku, selamatkanlah, selamatkanlah,” saat itu adalah menjadi salah satu ciri khas bagi orang-orang yang beriman, mereka selalu menggantungkan nasibnya kepada Allah SWT.
Orang Islam yang timbangan pahala amal ibadahnya lebih banyak daripada dosa maksiatnya, tentu akan lebih mudah selamat saat melalui jembatan Shirath. Sebaliknya, orang yang timbangan dosanya lebih berat daripada pahala ibadahnya, maka rawan tergelincir ke dalam neraka walaupun untuk beberapa saat, sambil menunggu pertolongan dari Allah.