MENJAWAB SALAM YANG LEBIH BAIK
Luthfi Bashori
Jika ada orang yang mengucapkan salam, maka hendaklah dijawab dengan salam yang lebih baik. Allah berfirman yang artinya: “Apabila kamu diberi salam dengan suatu penghormatan, maka balaslah salam itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah salamnya itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. An-Nisa: 86).
Rasulullah SAW bersabda: “Salam merupakan asma Allah yang diletakkan di bumi ini. Maka sebarkanlah salam di antara kalian, karena sesungguhnya seorang muslim yang memulai salam kepada kaum yang ia lewati, lalu kaum tersebut menjawab salamnya, maka baginya keutamaan satu derajat di atas mereka, karena dialah yang mengingatkan mereka dengan salamnya. Apabila mereka tidak menjawab salamnya, maka ada (kalangan) yang lebih baik dari mereka (yaitu malaikat) yang menjawab salamnya.” (HR. Imam Baihaqi melalui Imam Ibnu Mas’ud RA)
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan kalian kepada suatu perbuatan yang apabila kamu sekalian melakukannya, niscaya rasa cinta dan kasih sayang terjalin makin erat di antara sesama kalian?” Para shahabat menjawab, “Tentu saja kami mau, wahai Rasulallah.” Nabi SAW bersabda, “Sebarkanlah salam di antara sesama kalian.”(atau dengan kata lain, budayakanlah salam di antara kalian).
Tentu saja salam yang berasal dari nama Allah ini, tidak boleh diucapkan di tempat yang tidak terhormat, misalnya di dalam toilet, atau di tempat kemaksiatan.
Salam itu juga haram diucapkan kepada orang kafir, apapun agamanya. Karena asma Allah itu pasti tidak patut disampaikan kepada orang yang ingkar kepada Allah dan kepada syariat-Nya.
Termasuk mengucapkan ‘selamat’ kepada orang kafir hukumnya haram. Karena hakikat ucapan ‘selamat’ itu berasal dari lafadz salima yaslamu salaman wa salamatan artinya selamat. Karena itu hindarilah pengucapan ‘selamat’ kepada orang kafir dimanapun berada.