SEHARUSNYA MUSUH ITU TAKUT
Luthfi Bashori
Jika umat Islam itu selalu mengikuti dan taat terhadap aturan hukum Syariat, serta mau meneladani segala macam amaliyah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, termasuk dalam menata kehidupan baik secara pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tentu musuh-musuh itu tak akan berkutik terhadap umat Islam.
Rasulullah SAW telah memberitahukan hal tersebut dalam sabdanya:
“Aku diutus dengan membawa kalimat-kalimat yang jami’ (global, maksudnya Al-Qur’an) dan aku diberi pertolongan dengan perasaan takut (yang mencekam bagi musuhku), dan pada suatu hari ketika aku sedang tidur, aku diberi kunci semua perbendaharaan bumi, lalu diletakkan di tanganku.” (HR. As-Syaikhan Bukhari-Muslim, melalui Sayyidina Abu Hurairah RA).
Kalimat Jami’ yang dimaksud adalah ayat-ayat yang isinya mencakup segala sesuatu termasuk hukum Syariat, hikmah, kisah-kisah teladan, dan lain sebagainya. Maksudnya beliau SAW diutus dengan membawa Alquran serta mengajarkan Sunnah.
Rasulullah SAW itu diberi pertolongan terhadap musuh-musuh Islam, yaitu dengan perasaan takut dan gentar yang menghantui musuh-musuh tersebut. Hal itu terjadi di saat sebelum berjumpa Rasulullah SAW. Peristiwa seperti ini juga dibuktikan oleh para shahabat RA, yang selalu memenangkan peperangan, walaupun sering kali jumlah pasukan Islam tidak seimbang, artinya kekuatan musuh jauh lebih besar dibanding jumlah pasukan umat Islam.
Karena adanya pertolongan Allah inilah, maka Nabi Muhammad SAW dengan para shahabat, selalu dapat dengan mudah dalam mengalahkan musuh-musuh itu tanpa harus bersusah payah. Kebanyakan musuh-musuh Islam di kala itu, seringkali merasakan ketakutan hingga mereka menyerah sebelum bertanding.