HIDUP, AKAL & ILMU
Luthfi Bashori
Manusia itu dikaruniai kehidupan oleh Allah di dunia ini, utamanya untuk melakukan kebaikan yaitu sebagai khalifah atau pengatur ekosistem dalam kehidupan di segala bidang demi kemaslahatan bersama.
Untuk dapat melaksanakan tugas mulia tersebut, maka manusia itu diberi akal agar dapat memikirkan bagaimana cara mengatasi berbagai macam problema kehidupan yang mereka hadapi.
Namun, akal tidak akan sempurna untuk difungsikan sebagaimana fitrahnya, kecuali jika diisi oleh ilmu yang dibutuhkan dalam memakmurkan kehidupan dunia. Untuk makan saja tentu banyak ilmu terkait yang harus dikuasai oleh setiap orang.
Mulai dari ilmu menanam padi, dilanjut ilmu memanen hasil tanaman padinya, lantas ilmu mengelola padi hingga menjadi beras, kemudian ilmu menanak beras untuk menjadi nasi. Belum lagi tuntutan memahami ilmu operasional alat-alat penanak nasi, lauk dan pauk yang juga harus dikusainya.
Di sisi lain, ada pula sejumlah ilmu pengetahuan yang harus dipahami oleh setiap orang, agar dapat hidup ideal dan seimbang, sehingga bisa memberi kemanfaatan yang lebih baik, entah itu untuk dirinya sendiri, atau demi keluarganya maupun agar memberi kemanfaatan kepada semua orang.
Sebagaimana Rasulullah SAW mencontohkan sesuatu yang tampaknya ringan namun jika dikaji dengan seksama sangat bermakna dalam kehidupan manusia, beliau SAW bersabda, “Hemat di dalam berbelanja merupakan sebagian dari penghidupan, bersikap kasih sayang terhadap orang lain merupakan sebagian dari akal, dan bertanya dengan cara yang baik merupakan sebagian dari pengetahuan. (HR. Imam Thabarani).
Dalam berbelanja pun ada aturan sunnah untuk membantu seseorang agar dapat memanage pengeluaran uang keluarga, dan ajaran ini merupakan hal yang terpuji karena akan menjauhkan seseorang dari kebangkrutan hidup, maka tidak heranlah bila berhemat dalam belanja itu merupakan sebagian dari tata cara hidup yang baik.
Untuk menciptakan suatu komunitas kemasyarakatan yang baik, maka setiap orang perlu memilih lingkungan yang sekira dapat membuat dirinya hidup nyaman, aman dan senang.
Sikap bersahabat dengan penuh kasih sayang terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan yang dipilihnya itu, merupakan tindakan yang bijaksana, karena dapat membuat mereka simpati terhadapnya, dan ini jelas akan membawa keberuntungan bagi yang bersangkutan.
Seseorang yang ingin hidup tenteram dalam satu lingkungan, maka ia dituntut untuk mengetahui lika-liku dimana ia hidup. Tentu untuk mendapatkan informasi yang benar akan bermanfaat bagi dirinya, ia perlu mengajukan pertanyaan yang baik kepada orang lain yang dianggap lebih memahami keadaaan setempat.
Maka dengan banyak memahami ilmu dalam segala hal yang diperlukan dalam menopang kehidupannya, hakikatnya ia termasuk orang yang berakal sehat, dan semakin banyak ilmu yang diserap, maka semakin mulia pula hidupnya, bahkan akan semakin tenteram dalam menjalani kehidupannya.