ISTRI AHLI SURGA vs ISTRI AHLI NERAKA
Luthfi Bashori
Istri adalah salah seorang pelaku pernikahan yang berjenis kelamin wanita. Suami adalah salah seorang pelaku pernikahan yang berjenis kelamin pria. Seorang wanita yang menikah dengan seorang pria dalam suatu upacara pernikahan, maka sejak itu wanita ini berstatus sebagai seorang istri, dan pasangannya berstastus sebagai seorang suami.
Dalam perspektif Islam, bahwa istri itu ada dua kelompok, yaitu istri calon penduduk surga dan istri calon penduduk neraka. Rasulullah SAW juga telah mendefinisikan dua kelompok ini.
Beliau SAW bersabda:
“Wanita mana saja yang mati sedangkan suaminya ridha kepadanya, maka ia masuk surga.” (HR. Imam Tirmidzi).
“Wanita mana saja yang keluar dari rumah tanpa seizin suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah SWT hingga ia kembali ke rumah, atau suami memaafkannya.” (HR. Imam Al-Khatib).
Dalam definisi menurut Rasulullah SAW ini dapat disimpulkan, bahwa golongan istri yang akan menjadi calon penduduk surga, adalah istri yang berbakti kepada suami, dan ini hukumnya wajib bagi setiap istri, karena setiap istri yang meninggal dunia sedangkan suaminya dalam keadaan ridha kepadanya, niscaya ia masuk surga. Atau dengan kata lain, ridha Allah terhadap seorang istri terletak pada ridha suami kepadanya.
Sedangkan golongan istri yang akan menjadi penduduk neraka, adalah istri yang durhaka terhadap suaminya. Beliau SAW mencontohkan, jika ada istri yang ke luar dari rumah tanpa seizin suaminya, maka ia selalu berada di dalam kemurkaan Allah kecuali jika suaminya memaafkannya. Dari sini dapat disimpulkan pula bahwa seorang istri yang mati dan tidak mendapat ridha dari suaminya, maka Allah pun tidak akan meridhainya, karena ridha Allah terhadap seorang istri itu terletak pada ridha suaminya.
Seorang istri yang ahli ibadah, ahli puasa sunnah, ahli sedekah dan ahli ibadah sunnah lainnya, namun ia kerap menyakiti hati suaminya, atau suaminya dibuat merasa kurang nyaman, tentu tidak akan mudah baginya untuk mendapatkan tiket masuk surga.
Sebaliknya jika istri itu selalu berusaha menyenangkan hati suaminya lewat perilaku yang terpuji dan disenangi oleh suaminya, tentunya dengan perilaku yang tidak keluar dari aturan Syariat, sekalipun ibadahnya biasa-biasa saja, maka kelak akan sangat mudah baginya untuk mendapat tiket masuk surga.