DZALIM ITU PERBUATAN CELA YANG DILAKNAT
Luthfi Bashori
Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi Daud AS: “Katakanlah kepada orang-orang yang berbuat dzalim, bahwa mereka tidak mengingat-Ku, karena sesungguhnya Aku selalu mengingat orang yang ingat kepada-Ku, dan sesungguhnya ingat-Ku kepada mereka (orang-orang yang berbuat aniaya) justru melalui laknat-Ku.” (HR. Imam Ibnu Asakir melalui jalur sanad Sayyidina Ibnu Abbas RA)
Kesimpulan hadits ini, bahwa orang yang melakukan kedzaliman itu dianggap tidak beriman, karena ia tidak ingat kepada Allah SWT. Jika saja ia beriman dan selalu ingat kepada Allah, niscaya tidak akan melakukan perbuatan nista itu. Demikian juga orang yang berbuat dzalim itu termasuk yang dilaknat oleh Allah.
Seorang pemimpin yang dzalim terhadap rakyatnya, atau atasan yang dzalim terhadap bawahannya, maka hakikatnya ia dianggap tidak beriman kepada Allah. Andaikata ia beriman kepada Allah, pasti ia tidak akan berbuat kedzaliman terhadap siapa pun.
Definisi dzalim itu menurut Syariat adalah meletakkan sesuatu yang bukan pada tempatnya. Dalam dunia politik, banyak sekali kedzaliman yang diperagakan oleh para politikus. Janji politik saat kampanye hingga masyarakat berbondong-bondong mendukung dirinya, namun ia ingkar janji setelah terpilih, ini juga temasuk kedzaliman politik yang umum terjadi di tengah perpolitikan Indonesia.
Mencuri start seperti memasang baliho-bahilo di sepanjang jalan sebelum masa kampanye, termasuk kejahatan dan kedzaliman politik yang marak dilakukan oleh para politikus yang rakus jabatan.
Termasuk dzalim adalah melanggar hak konstitusi rakyat, hak keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, pemalakan terhadap harta penduduk lewat penarikan pajak yang semestinya tidak perlu dilakukan.
Jadi pengertian dzalim itu bisa lebih luas maknanya tergantung penggunaan sesuai realita di lapangan. Kedzaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya syirik, sombong, durhaka, dan kemaksiatan lainnya.
Kalimat dzalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, ketidakadilan, dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat dzalim, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.
Dari Sayyidina Abu Dzar Al- Ghifari, bahwa Rasulullah SAW mendapat wahyu dalam hadits Qudsi, Allah berfirman: "Wahai hamba-Ku, sesungguhya Aku telah mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kedzaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. (HR. Muslim).
Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW bersabda, "Takutlah kalian akan kedzaliman karena kedzaliman adalah kegelapan pada hari Qiamat." . (HR. Muslim).