PERUMPAMAAN DUNIA
Luthfi Bashori
Engkau tampak manis dan elok di mata penggemarmu.
Engkau selalu ditunggu dan dikejar setiap waktu.
Bangun tidur pagi membuka mata, hingga menjelang tutup mata di malam gulita.
Para pengidolamu tak henti-hentinya memikirkan dan merindukanmu.
Rasanya tak mungkin mereka hidup tanpa mencari dan menyentuhmu.
Apalagi pada bagian kecil milikmu, uang, itulah termasuk bagian yang rutinitas mereka kejar.
Mereka rela mengorbankan kehidupannya hingga nyawanya, demi mendapatkan uang.
Padahal wahai dunia, engkau tahu betapa kejam dirimu.
Namun tak banyak dari para pengikutmu yang menyadari hal itu.
Jika engkau perhatikan, sudah berapa banyak orang yang terbunuh karena merebutkan uang.
Sudah berapa banyak pejabat dipenjara, akibat korupsi demi mengumpulkan uang.
Kerusakan demi kerusakan lingkungan alammu, tidak jarang dikarenakan keserakahan para pecintamu.
Mereka berlomba mengeruk kekayaan yang berharga milikmu, entah itu tambang emas, uranium, batu bara dan sebagainya.
Mereka menebang kekayaan hutan, mengebom dasar lautan, mengeruk kekayaan perut bumi.
Mereka merusak ekosistem darat, ekosistem laut, bahkan ekosistem udara dengan polusinya.
Semua itu mereka lakukan hanya karena ingin menguasi dirimu …, ya dirimu.
Sesungguhnya para pecintamu yang menggebu-gebu itu.
Hakikatnya mereka telah buta akal, buta hati, buta mata, buta nasehat, hingga buta agama.
Mereka tidak tahu bagaimana Rasulullah SAW telah mengingatkan lewat sabdanya:
“Sesungguhnya Allah SWT menjadikan kotoran yang keluar dari (perut) anak Adam, sebagai perumpamaan tentang dunia.” (HR. Baihaqi).
Mereka tidak mengerti, bahwa jika Allah mencintai hamba-Nya, maka Allah akan menjadikan hamba itu ber-zuhud (tidak terlalu terikat) terhadap dunia, kecuali hanya sekedar untuk kepentingan hidup.
Jadi pantaslah bila dikatakan bahwa hakikat dunia itu menyerupai kotoran manusia. Karena kehidupan duniawi di hadapan Allah itu, tidak ada harganya bila dibandingkan kehidupan akhirat.
Harta duniawi itu pasti fana dan akan lenyap, sifatnya sama dengan kotoran manusia yang dibuang dari perut. Tidak ada seorang pun yang memikirkan tentang kotoran yang telah dibuang itu, karena tiada harganya dan memang harus dibuang. Bahkan jika tidak dibuang, akan menyebabkan penyakit bagi darinya.