|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 6 users |
Total Hari Ini: 305 users |
Total Pengunjung: 6224425 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
PEMBAGIAN ILMU YANG BERMANFAAT (1) |
Penulis: Pejuang Islam [ 16/7/2021 ] |
|
|
PEMBAGIAN ILMU YANG BERMANFAAT (1)
Taushiah: KH Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
Ketahuilah bahwasanya ilmu yang bermanfaat itu dibagi menjadi dua bagian:
Yang pertama yaitu ilmu yang terpuji dengan dianjurkan mempelajarinya sampai pada batas akhir ilmu tersebut (sampai pol-polan). Yang kedua adalah ilmu yang dipelajari sebatas yang dibutuhkan saja.
Jadi ada ilmu yang perlu dipelajari itu sampai batas akhirnya, pol-polannya, bahkan menyelesaikannya sampai akhir saja tidak akan bisa dicapai. Ada ilmu yang perlu dipelajari terus.
Tapi ada juga ilmu yang tidak harus dipelajari sampai detail kecuali pada bagian-bagian yang diperlukan saja.
Contoh ilmu yang pertama, yakni yang baik untuk dipelajari sampai akhir misalnya ilmu mengenal Allah SWT. Ilmu ini tidak cukup dibelajari hanya kulitnya saja, bagi orang yang ingin mengenal lebih dekat tentang Allah, maka dia perlu mempelajari ilmu ini dari sumber-sumber yang tidak ada habis-habisnya, maka dikaranglah kitab-kitab oleh para ulama yang sangat banyak terkait dengan bagaimana kita mengenal Allah, sehingga bisa tahu bagaimana kita sebagai seorang hamba ini berhubungan dengan-Nya. Ini contoh ilmu yang tiada habis-habisnya, ilmu ini ibarat lautan tak bertepi.
Sedangkan ilmu yang hukumnya fardhu kifayah, maka yang diperlukan oleh sebagian orang saja untuk mendalaminya, sedangkan orang lain tidak perlu ikut mendalaminya, dan bagi yang tidak mendalami ilmu tersebut maka perlu mengikuti saja apa kata ahlinya.
Contoh lmu merawat jenazah, tidak semua orang dituntut untuk dapat merawat jenazah, karena itu tidak semua orang wajib mempelajarinya dengan detail, tapi cukup sebagian orang saja yang dituntut mendalaminya, sedangkan yang lain hanya perlu mengikuti apa kata yang sudah ahli merawat jenazah.
Intinya ilmu yang sangat terpuji sampai pada akhirnya adalah ilmu-ilmu yang bila diamalkan menjadi fardhu ain, contohnya adalah ilmu tentang tata cara shalat, ilmu menghadap Allah dengan cara yang khusyuk, maka setiap orang harus mempelajarinya dengan detail.
Tapi kalau ilmu urusan pembagian harta waris, maka secara umum masyarakat mengikuti yang yang dikatakan oleh ahlinya saja, termasuk juga ilmu tentang merawat jenazah.
Contoh, ada orang yang meninggal di suatu kampung, apakah semua orang di kampung tersebut akan memandikan?
Tentunya tidak.
Cukup ada beberapa orang yang mengerti, tapi sambil mengajak dan mengarahkan orang lain ketika memandikan mayit sesuai Syariat.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|