URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 6224169 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TATA CARA MENIKAH YANG BAIK 
Penulis: Pejuang Islam [ 27/6/2021 ]
 
TATA CARA MENIKAH YANG BAIK

Luthfi Bashori


Prosesi pernikahan yang berlaku di tengah masyarakat itu banyak ragamnya. Ada yang memerlukan pengeluaran dana yang sangat besar dan signifikan, bahkan hingga Rp 1 Miliar, sebagaimana yang umumnya dilakukan oleh keluarga elit, hingga pelaksanaanya begitu tampak ‘Waah’.

Namun tak jarang sebuah pernikahan itu dilaksanakan dengan sangat sederhana, seperti menikah di kantor KUA, dengan acara resepsi pun sekedar mengundang kerluarga dan tetangga kanan kiri di kampung, hingga tidak membutuhkan dana kecuali hanya beberapa juta rupiah saja.

Ada pula pernikahan yang dilaksanakan dengan pertimbangan secara syariat, namun tak jarang pula pernikahan yang dilaksanakan secara adat, baik itu adat yang tidak bertentangan dengan syariat, maupun pernikanah yang menabrak aturan syariat.    

Sebenarnya, seseorang yang akan menikah itu, tidaklah terlalu sulit dan tidak pula terlalu mahal biayanya, karena kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh pihak calon kemanten laki itu adalah, menyiapkan uang untuk bayar mahar yang umum dilakukan oleh masyarakat kalangan bawah, cukup dengan mahar Rp 100.000,-  

Kemudian, agar pernikahan mendapat pengakuan negara secara resmi, maka pihak calon laki perlu menyiapkan uang pendaftaran di tahun 2021, Rp 600.000,- itupun jika menginginkan pelaksanaannya di luar kantor KUA dan di luar jam kerja, namun jika pelaksanaannya di kantor KUA di saat jam kerja, biayanya gratis tanpa dipungut apapun. Selebihnya adalah biaya jamuan bagi para undangan, dan di sinilah letak sebuah keluarga itu diuji, bagaimana cara mereka mengambil kebijakan dalam melaksanakan pernikahan tersebut.

Mengapa sebuah pernikahan terkadang harus memakan biaya yang sangat tinggi bahkan terkesaan berlebih-lebihan? Tiada lain karena pertimbangan gengsi keluarga sebagai penyebab utamanya.

Rasulullah SAW bersabda, “Tampakkanlah pernikahan kalian dan sembunyikanlah khitbah (lamaran) kalian. (HR. Imam Ad-Dailami melalui St. Ummu Salamah RA).

Umumnya yang berlaku di tengah masyarakat, saat mengadakan acara lamaran, maka yang diundang hanyalah seputar keluarga dekat dan tetangga kampung yang berada di sekeliling rumah, atau tokoh masyarakat terdekat. Cara seperti ini sudah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Adapun arti, “Tampakkanlah pernikahan kalian” maksudnya agar pernikahan itu disaksikan oleh orang banyak, sehingga masyarakat mengetahui pasangan kemanten saat sudah resmi menikah, tentu dalam hal ini banyak mengandung maslahat (kebaikan) bersama.

Mengapa lamaran tidak disunnahkan untuk diramaikan seperti acara aqad dan resepsi pernikahan? Tujuannya jika dalam perjalanan bertunangan itu ada problem di antara calon kemanten hingga tidak sampai pada jenjang pernikahan (putus sebelum nikah), maka tidak akan menimbulkan mafsadat (kerusakan/kerugian) pada kedua belah pihak yang bersangkutan.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam