URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 195 users
Total Pengunjung: 6224307 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HUKUM HIASAN DINDING YANG TERBUAT DARI HEWAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 13/6/2021 ]
 
HUKUM HIASAN DINDING YANG TERBUAT DARI HEWAN

Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi

SANTRIi: Pak Kyai, ada hiasan dinding yang terbuat dari hewan yang telah mati lalu diawetkan, apa hukum mengawetkan hewan yang telah mati untuk dijadikan hiasan dinding?

KYAI: Hiasan dinding dari hewan yang sudah mati dan diawetkan, kalau hewan tersebut kemudian diisi oleh kapas atau kapuk atau semen, maka itu sama hukumnya dengan patung.
Tapi kalau misalnya hewan itu disembelih misalnya kambing, kemudian diambil kulitnya lantas kulit itu tetap berbentuk seperti kambing tapi tipis, dan ditempelkan di dinding, maka itu tidak apa-apa.

Namun apabila kulit kambing tersebut diisi dengan semacam kapas atau kapuk atau seperti umumnya orang membuat boneka, kemudian dijadikan hiasan dinding, maka hal itu sama dengan patung.

Adapun untuk boneka anak-anak, maka itu di ma’fu (dimaafkan).

Kalau seorang bapak atau ibu membelikan boneka untuk anak kecil, maka itu hukumnya sama dengan beli boneka, hal itu dima’fu, dibolehkan, khusus untuk boneka.

Tapi kalau sifatnya bukan boneka, seperti contoh di atas tadi itu misalnya, kalau sengaja melakukannya, apalagi menjadikannya sebagai hobi, setelah berburu kijang kemudian diawetkan dengan diberi bahan-bahan tertentu, sehingga berbentuk selayaknya makhluk hidup, maka itu hukumnya haram, sama dengan membuat patung yang dilarang oleh Syariat.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam