|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 200 users |
Total Pengunjung: 6224312 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
HUKUM MENYOGOK MASUK KERJA |
Penulis: Pejuang Islam [ 15/4/2021 ] |
|
|
HUKUM MENYOGOK MASUK KERJA
Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
SANTRI: Apa hukumnya jika seseorang melakukan kecurangan dalam tes mencari kerja kemudian dia masuk tapi dengan cara curang tersebut, contohnya dia menyogok petugas yang menerima tes dan apa hukumnya gaji orang tersebut?
KH. LUTHFI BASHORI:
Bagaimana hukum kerja dengan cara menyogok ketika daftar masuknya?
Di dalam hadits Nabi Muhammad SAW disebutkan:
الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي فِي النَّارِ
“Orang yang menyogok dan yang menerima sogokan maka tempatnya di neraka”.
Kalau ada orang bekerja dengan cara curang, curangnya tadi misalnya dengan menyogok ketika mau masuk kerja, maka dia telah berdosa dan orang ini termasuk calon penduduk neraka.
Bagaimana dengan pegawai yang menerima sogokan tersebut?
Semisal dalam perusahan kan ada level-level pegawainya, ada bawahan, juga ada atasan, semacam direktur dan juga ada pemiliknya, misalnya pemilik saham.
Bagaimana kalau direkturnya ini menerima uang sogokan dari salah satu calon pekerja?
Maka calon pekerja yang menyogok tadi sama halnya berada pada jalan menuju ke neraka, demikian juga direktur tersebut, ikut menjadi calon penduduk neraka. Itu sesuai dengan makna hadits tadi.
Sedangkan memakan gaji yang didapatkan, ini jadi berdosa terus menerus.
Lantas bagaimana cara tobatnya?
Caranya dengan keluar dari tempat pekerjaan yang dia geluti dengan hasil sogokan.
Kalau dia tetap bertahan di situ dengan menikmati fasilitas sogokan atau hasil sogokan maka akan terus menerus berdosa.
Maka jika ingin bertobat, carilah pekerjaan yang statusnya baik, tidak terkait sogok menyogok, walaupun pekerjaan itu bersifat ala kadarnya, misalnya jualan bakso dengan gerobak rombong, tentu tidak masalah, yang penting pekerjaannya itu halal.
Tentu jauh lebih baik daripada mendapatkan gaji yang besar tapi dari hasil sogokan tadi.
Begitulah masalah hukum sogok menyogok, bisa saja diterima tobatnya asalkan benar-benar dia keluar dari lingkungan yang semula dia mencari pekerjaan dengan cara yang tidak halal, atau dengan cara yang curang tadi.
Jadi, sebaiknya dia pindah ke tempat pekerjaan yang lainnya, boleh juga dia pindah ke pabrik yang lain, asalkan tatkala daftar pertama kali masuk, tanpa uang sogok sepersen pun.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|