URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 10 users
Total Hari Ini: 59 users
Total Pengunjung: 6224160 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
JAUHI SIFAT HASUD. 
Penulis: Pejuang Islam [ 10/9/2016 ]
 
JAUHI SIFAT HASUD.

Luthfi Bashori.

Sabda Nabi SAW : Hati-hati kalian dari sifat hasud, sungguh hasud itu dapat `memakan` (pahala) kebaikan seperti api yang melahap kayu bakar.

Sifat hasud adalah keinginan buruk terhadap orang lain yang sedang mendapat kenikmatan, agar kenikmatan orang lain itu menjadi luntur, hancur atau hilang, dan dapat beralih kepada dirinya.

Sifat hasud sering kali mendorong pemiliknya untuk berbuat apa saja, bahkan menghalalkan segala cara, demi kehancuran orang yang dihasudi.

Sering terdengar ada seorang yang hasud kepada tetangganya, entah itu di perkampungan, pertokohan, perkantoran maupun di pasar dan sebagainya, yang mana si hasud ini dalam melancarkan aksinya sampai menggunakan bantuan dukun atau ilmu sihir.

Hal itu dilakukan demi terpenuhi ambisinya dalam menjatuhkan `lawan` yang dihasudi. Biasanya, cara yang sering digunakan dalam memulai aksinya, adalah menjadikan sang `lawan` sebagai bahan pergunjingan, misalnya dengan cara mencari-cari kesalahannya, bahkan terkadang mengada-ada serta memberi bumbu penyedap omongan.

Jika cara itu dirasa belum cukup, maka mulailah melancarkan serangan fisik sedikit demi sedikit, hingga melakukan hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwa `lawannya`, namun umumnya, dilakukan secara sembunyi-sembunyg hingga susah dilacak sumbernya.
Jika cara licik ini masih dianggap kurang memadai, maka si hasud tidak segan-segan menggunakan ilmu sihir atau meminta bantuan dukun.

Biasanya, si pelaku berusaha menampakkan kebaikan kepada orang lain termasuk kepada `lawannya`, dengan tujuan agar kelakuannya tidak terdeteksi.

Sifat hasud seringkali bergandengan dengan sifat dengki. Sedangkan dengki adalah perilaku permusuhan terhadap orang lain, baik yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dengan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat.

Jadi orang yang memiliki sifat dengki dan hasud ini, termasuk orang yang berakhlaq buruk.
Menurut Nabi SAW keburukan sifat dengki dan hasud, dapat mengurangi perolehan pahala dari kebaikan yang pernah dilakukan sebelumnya.

Dalam kata mutiara juga diungkapkan Alhasuud la yasuud, orang yang bersifat hasud itu tidak layak memimpin. Karena sifat buruk hasud tersebut akan menjadi penyebab perpecahan dan kehancuran dalam tubuh anggotanya.

Betapa nistanya sifat hasud ini. Karena itu alangkah keliru jika ada seorang muslim yang sengaja `memelihara` dan `melestarikan` sifat hasud pada dirinya.
Ada cara bagi seorang muslim yang ingin belajar mengendalikan diri tatkala dirinya akan diterpa penyakit hasud. Yaitu mengamalkan ajaran Nabi SAW yang bernama Ghibthah.

Sedangkan maksud ghibthah adalah seperti berikut : Seseorang yang melihat pihak lain mendapat kenikmatan, misalnya mendapat pekerjaan yang mapan, lantas orang tersebut mengatakan dalam dirinya : Saya ingin seperti dia, bisa sukses dalam pekerjaannya, dan semoga dia tetap berjaya bahkan mendapatkan tambahan rejeki lebih, dan mudah-mudahan saya bisa mendapatkan pula rejeki seperti yang dia dapatkan.

Pemilik sifat ghibthah tidak menginginkan orang lain yang dighibthahi menjadi hancur, bahkan sebaliknya bisa saja menjadika mitra kerja dalam menggapai kesuksesan bersama, terlebih jika dinilai dapat saling mengisi dan melengkapi serta menguntungkan.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam