URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 311 users
Total Pengunjung: 6224432 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HARAM MERATAPI MAYIT DAN BERDOA DENGAN DOA JAHILIYYAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 25/3/2017 ]
 
HARAM MERATAPI MAYIT DAN BERDOA DENGAN DOA JAHILIYYAH

Dinukil dari kitab Al-Adzkar, halaman 164, karangan Al Imam Nawawi

Luthfi Bashori

Para ulama telah bersepakat atas keharaman Nihayah/meratapi mayit dan berdoa dengan doanya orang Jahiliyyah.

Kami meriwayatkan dari kitab shahih Bukhari-Muslim dari Abdullah bin Mas`ud ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipi, menyobek saku baju, dan berdoa dengan doanya orang-orang Jahiliyyah.

Kami meriwayatkan dari kedua kitab tersebut, dari Abu Musa Al Asy`ari Bahwa Rasulullah SAW bebas tangunggan (tidak bertanggung jawab) atas orang yang berteriak, orang yang memotong rambut, dan orang yang merobek-robek baju ketika terkena musibah (kematian).

Aku berkata : Orang yang berteriak (meratapi mayit dengan suara keras), dan orang yang memotong rambut, kemudian merobek pakaian (ketika tertimpa musibah), ini semua adalah Haram menurut kesepakatan para ulama. Begitu juga mereka yang menguraikan rambut, menampar pipi, mencakar wajah dan yang berdoa jelek (ketika tertimpa musibah).

Kami meriwayatkan dari kedua kitab tersebut dari Ummu Athiyyah berkata: Rasulullah SAW melarang kami ketika melangkahkan kaki (mengantar janazah) agar kami tidak meratapi mayit.

Kami meriwayatkan dari Shahih Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Ada dua perkara pada diri Manusia, keduanya dapat menyebabkan KEKAFIRAN yaitu mencemarkan nasab dan meratapi mayit.

Kami meriwayatkan dari sunan Abu Dawud dari Abu Said Al-Khudri berkata: Rasulullah SAW melaknat orang orang yang meratapi mayit dan orang-orang yang mendengarkanya (dengan ridla dan tidak melarangnya).

Ketahuilah bahwa Niyahah adalah mengangkat atau meninggikan suara untuk meratapi mayit. Demikian pula Nadbu adalah menyebut nyebut kebaikan mayit dengan suara yang keras disertai ratapan atau tangisan.

Teman teman kami, pengikut Madzhab Assyafi`i berpendapat : Haram hukumnya bagi mereka yang mengeraskan suara dengan melampaui batas ketika menangisi mayit, dan tidak haram menagisi mayit yang dilakukan tanpa disertai ratapan dan tanpa mengeraskan suara tangisan saat menyebut kebaikan mayit.

Kami telah meriwayatkan dari Shahih Bukhari-Muslim, dari Ibnu Umar RA bahwasanya Rasulullah SAW mengunjungi Said bin Ubadah yang sedang bersama Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash dan Abdullah bin Mas`ud, lantas Rasulullah SAW menangis, ketika melihat Rasulullah SAW menangis maka mereka menangis pula, lantas Rasulullah SAW bersabda: Apakah kalian tidak mendengar bahwa Allah SWT sungguh tidak akan menyiksa orang yang mencucurkan airmata, dan juga tidak menyiksa orang yang bersusah hati (yang disebabkan musibah kematian). Akan tetapi Allah akan menyiksa seseorang disebabkan ini, lantas beliau menunjuk lisanya (artinya sebab menangis dengan meratap-ratap dan meraung raung), atau tidak menyiksa disebabkan ini pula (artinya menangis tanpa ratapan dan raungan).

Dari keterangan di atas bisa diambil kesimpulan:

1. Menangisi mayit hukumnya boleh, yaitu dengan mencucurkan airmata karena kesedihan hati serta mengingat kebaikan mayit.

2. Menangisi mayit hukumnya Haram, jika dilakukan dengan meraung-raung dan meratap-ratap saat meyebut kebaikan kebaiakan mayit, apalagi sampai memukul dada, pipi, dan merobek-robek baju, dan inilah yang disebut Niyahah.

Sebagaimana diketahui bahwasanya perbuatan Niyahah ini juga disinyalir menjadi ciri khas ajaran Syiah Imamiyah Khomeiniyah, karena itu tidak heran apabila mereka melakukanya di berbagai tempat.

Sebagai contoh apabila kita berada di kota Madinah di musim Haji, kita akan menemui penganut Syiah menangis dan meratap dengan suara yang keras di dekat pintu pemakaman Albaqi` demikian pula di tempat lainya.

Di Iran, Iraq, bahkan di Indonesia penganut Syiah mengadakan perayaan tangisan massal dengan tujuan meratapi wafatnya Sayyidina Husain bin Ali Abi Thalib RA, dengan tujuan mengingat-ingat terjadinya pembantaian terhadap cucu baginda Rasulullah SAW tersebut. Kaum Syiah ini melakukanya dengan penuh haru, disertai tangisan yang memilukan serta ratapan, bahkan mereka memukul-mukul badannya, yang sering kali hingga berdarah-darah.
Perayaan ini biasanya dilaksanakan tepat pada hari terbunuhnya Sayyidina Husein RA, pada setiap tanggal 10 Muharram, atau yang juga dikenal dengan hari Asyura.

Sungguh patut disayangkan bahwa mereka telah melanggar larangan Rasululah SAW, agar tidak meratapi dan menangisi mayit denag suara yang keras. Padahal pembantaian tersebut terjadi pada ratusan tahun yang lampau. Memang demikian inilah salah satu ajaran Agama Syiah yang lebih dekat kepada ajaran Jahliyyah.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: kris  - Kota: mlg
Tanggal: 25/5/2010
 
bersabarlah....Ammy dan berteguhlah....Ammy semoga Ammy sekeluarga diberi sehat wal afiat selalu.... sukron katsiro. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Amiiiin.

2.
Pengirim: M.Mubarok  - Kota: Bojonegoro
Tanggal: 5/6/2012
 
jazakumullah ust..
Atas keterangan x saya zg dlux pernah ngaji hadis tentang ini tp masih krg faham tapi dg hadirx tulisan ust saya jadi faham..
Jazakumullah qoiro jaza' ya ..ust 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah, mudah-mudahan bermanfaat.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam