DUA GOLONGAN YANG DIMURKAI ALLAH
Luthfi Bashori
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dua macam orang yang kelak di hari Qiamat, Allah tidak mau memperhatikannya, yaitu orang yang memutuskan tali silaturrahim dan tetangga yang jahat. (HR. Ad-Dailami).
Maksudnya, Allah SWT tidak mau memberikan rahmat-Nya kepada kedua golongan ini dan Allah SWT murka terhadap keduanya.
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Allah SWT berfirman, “Aku akan berhubungan dengan orang yang mau menghubungkanmu, dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskanmu.” Demikianlah firman Allah SWT kepada orang yang ahli bersilaturrahmi. Dalam hadits lainnya disebutkan, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaknya dia menyambung tali persaudaraan”.
Untuk pembahasan terkait tetangga yang jahat, maksudnya apabila ada orang yang berbuat jahat kepada tetangganya, berarti ia melanggar perintah Allah, dan barang siapa yang melanggar perintah Allah, maka di hari Qiamat kelak ia akan dijauhkan dari rahmat-Nya dan didekatkan pada siksaan-Nya.
St. Aisyah menceritakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Malaikat Jibril senantiasa berwasiat kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Malaikat Jibril akan menuliskan atau menetapkan warisan bagi tetangga.” (HR. Bukhari no. 6.014 dan Muslim no. 2.624).
Padahal umat Islam tentu sudah tahu jika tetangga itu bukanlah ahli waris bagi seseorang yang wafat. Maksudnya, jika ada orang kampung yang meninggal dunia, maka sedekat apapun hubungannya dengan tetangga kanan- kirinya, namun tetap saja para tetangga itu tidak dapat bagian harta waris dari si mayit.
Akan tetapi, karena sedemikian seringnya Malaikat Jibril mewasiatkan kepada Rasulullah SAW untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai-sampai Rasulullah pernah menyangka bahwa tetangga itu memiliki jatah bagian harta waris dari si mayit..