URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BERAKHLAQ SEPERTI PARA SHAHABAT 
Penulis: Pejuang Islam [ 10/9/2016 ]
 
BERAKHLAQ SEPERTI PARA SHAHABAT

Luthfi Bashori

Nabi SAW bersabda : Ashhaabi kan nujuum, bi ayyihimuqtadaitum ihtadaitum (Para shahabatku itu ibarat bintang gemintang, kepada siapa saja di antara mereka kalian akan berkiblat, maka kalian akan mendapatkan petunjuk).

Betapa mulia kedudukan para Shahabat RA ini dalam pandangan Nabi SAW, sehingga beliau SAW mengibaratkan mereka bagaikan gugusan bintang di langit. Sifat bintang itu sendiri adalah bercahaya, seperti juga matahari yang menurut para astronom termasuk dalam keluarga perbintangan. Bentuk setiap bintang juga cukup bervariatif, dengan diameter yang sangat besar.

Menurut realita, banyak kalangan yang memanfaatkan bintang ini sebagai petunjuk dalam kepentingan manusia. Sebut saja para nelayan profesional yang berada di tengah lautan lepas, mereka menggunakan bintang jenis tertentu sebagai petunjuk arah perjalanan. Kita pun jika ingin mencari tahu kondisi pada malam hari, apakah akan turun hujan atau tidak, maka dapat melihat ke langit, jika terdapat bintang gemintang tampak bergemerlapan, maka kemungkinan turun hujan sangat kecil.

Yang jelas para astronom sangat terbantu dengan keberadaan bintang gemintang ini, bahkan para peramal nasib maupun kalangan perdukunan -terlepas dari tinjauan hukum agama- mereka tidak ketinggalan mempergunakan gugusan bintang sebagai aspirasi dalam aktifitas mereka. Jadi, keberadaan gugusan bintang ini, sangat bermanfaat dalam kehidupan umat manusia.

Maka, dengan pengibaratan Nabi SAW atas para Shahabatnya sebagai bintang gemintang, menunjukkan betapa besarnya manfaat keberadaan para Shahabat RA ini dalam dunia Islam. Bagaimana tidak, karena masa keemasan dunia Islam, terjadi pada jaman kehidupan para Shahabat RA. Estafet dakwah dan pelestarian syariat Nabi SAW, juga dimulai pada jaman keemasan di masa kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman dan Sayyidina Ali, yang dibantu oleh hampir seluruh komponan dari kalangan para shahabat, sehingga dakwah islamiyyah semakin meluas dan terdengar seantero dunia.

Shahabat Abu Ayyub Al-anshary berdakwah di Turki, negeri yang bersebelahan dengan wilayah Eropa. Shahabat Amr bin Ash berhasil mengislamkan negeri Mesir, sebagai pusat kebudayaan kaum Firaun. Bahkan menurut sebuah riwayat, masuknya Islam di Asia Tenggara sudah ada sejak jaman kekhalifahan Sayyidina Utsman, dan tidak menutup kemungkinan, di jaman itu penyebaran Islam sudah masuk di Indonesia.

Jika riwayat ini benar, tentunya jauh hari sebelum jamannya para Walisongo, ternyata sudah ada para da`i yang berdakwah di bumi Nusantara, hanya saja tidak segencar dan sekompak para Walisongo, sehingga luput dari catatan sejarah. Penemuan Artefak, berupa barang pecah belah asal Tiongkok, sebagai harta karun yang diangkat dari wilayah perairan Cirebon baru-baru ini, dan sekarang disimpan di Museum Nasional (Museum Gajah) di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, yang disinyalir sebagai peninggalan sejarah di masa Kekhalifahan Fathimiyyun, tentunya tidak bisa dinafikan sebagai bukti kuat adanya estafet dakwah dan peninggalan budaya dari para Shahabat RA. Betapa majunya dakwah islamiyyah di jaman kekhalifahan para Shahabat RA tersebut.

Terlintas pertanyaan, mengapa dakwah para Shahabat sebagai pewaris dakwah langsung dari Nabi SAW, begitu maju, bahkan termasuk fase masa keemasan bagi umat Islam ? Tentunya banyak faktor yang melatarbelakanginya, antara lain karena ketinggian akhlaq dari setiap pribadi para Shahabat RA yg dipuji oleh Allah dalam ayat Alquran yang artinya : `Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang (para Shahabat yang selalu) menyertainya, (bersikap) keras dan tegas terhadap kaum kafir (non muslim), tetapi) sangat (serius menjalin) rasa kasih sayang (cinta kasih, saling menghormati dan saling mendukung) di antara mereka (para Shahabat).

Nabi dan para Shahabat RA tidak bersikap lembek maupun kompromis terhadap kekafiran dan kemungkaran kaum Quraisy Makkah maupun non muslim lainnya saat itu, sehingga pada akhir episode kehidupan Nabi SAW yang disokong oleh perjuangan dan pengorbanan para Shahabat RA, dapat menaklukkan angkara murka dan dominasi perlawanan tokoh-tokoh kaum kafir Quraisy Makkah, sehingga berakhir penyerahan total tanpa syarat kepada umat Islam, bahkan kaum Quraisy pun berbondong-bondong masuk Islam.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam