|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 64 users |
Total Pengunjung: 6224166 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
BERBUAT BAIK DENGAN SIKAP ADIL |
Penulis: Pejuang Islam [ 24/11/2020 ] |
|
|
BERBUAT BAIK DENGAN SIKAP ADIL
Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
Imam Syafi`i RA berkata kepada Yunus bin Abdul Ala: “Andaikata engkau berusaha sekuat tenaga ingin menyenangkan semua orang, maka tidak ada jalan bagimu, maka ikhlaskan amal dan niatmu karena Allah SWT.” Itu adalah nasehat Imam Syafi`i RA.
Andaikata kita ingin berbuat baik, dan berusaha keras untuk dapat menyenangkan semua orang yang kita temui, maka yang paling rasional adalah niat saja berbuat baik, tidak perlu ditambah embel-embel ingin menyenangkan semua orang. Bahkan misalnya kita mau membagi-bagi uang sejumlah satu miliar.
Jika keinginan kita itu fokus untuk menyenangkan semua orang, misalnya kita bagikan uang tersebut satu persatu ke rumah semua orang yang ada di sekitar kita, dengan pembagian setiap rumah tangga kita beri 5 juta, dengan harapan agar mereka semua senang kepada kita.
Kira-kira, apakah bisa kita mendapatkan hati orang-orang itu semuanya senang kepada kita, tanpa ada yang protes sama sekali? Belum tentu.
Apalagi kalau misalnya begini, kita ingin berbuat adil misalnya ada dua orang, si A dan si B.
Si A di rumah hidup bersama 10 orang keluarga, ada ibunya, istrinya, adiknya dll. Sedangkan si B, dalam rumahnya ada 5 orang anggota.
Kalau kita memberi si B uang lima juta, maka secara logika seharusnya kita memberi Si A sebanyak sepuluh juta, karena pertimbangannya Si A dengan 10 anggota keluarganya sedangkan si B 5 anggota keluarga.
Perasaan kita dengan demikian, kita telah berbuat adil dan dapat menyenangkan si A & si B.
Tapi apakah si B itu dapat menerima dengan senang hati, jika mendengar bahwa si A sebagai kawan akrabnya itu mendapat uang sedekah sebanyak sepuluh juta, sedangkan dirinya hanya dapat lima juta? Belum tentu.
Memang idealnya, kalau kita punya dua anak, yang satu gemuk, yang satu kurus. Maka saat yang gemuk ini minta dibelikan baju, dan yang kurus juga minta dibelikan baju. Si gemuk ukurannya XXL, sedangkan si kurus ukurannya S.
Tentunya harga baju yang ukuran S dan XXL biasanya berbeda, dan pastinya lebih mahal yang ukuran XXL.
Sebut saja misalnya yang ukuran XXL harganya Rp 150,000 sedangkan yang ukuran S harganya Rp 125.000.
Maka kita harus mengeluarkan -demi sebuah keadilan- untuk anak yang besar dengan uang senilai Rp 150.000, sedangkan yang kecil dengan Rp 125.000.
Jika kita berhasil mengajari anak-anak kita tentang bentuk keadilan, maka meraka akan memahami bahwa keadilan itu tidak harus sama nilai nominalnya.
Namun konsep yang baik seperti ini, seringkali menemui kesulitan, jika diterapkan kepada semua orang, apalagi jika kita mengharapkan agar dapat menyenangkan semua pihak tanpa terkecuali.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|