URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224162 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HATI YANG LURUS & BENGKOK 
Penulis: Pejuang Islam [ 22/11/2020 ]
 
HATI YANG LURUS & BENGKOK

Luthfi Bashori


Allah SWT mengagungkan hati karena memiliki keistimewaan yang menjadi tujuan penciptaannya. Allah SWT berfirman yang artinya, “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Q.S. As-Syu’ara: 88).

Kebersihan hati seseorang dalam pandangan Islam itu akan terjadi, jika pemiliknya mampu menjadikan segala perilakunya disandarkan kepada Syariat yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia.

Secara praktek di lapangan, ia mencinta karena Allah, ia menghormat karena Allah, ia membenci karena Allah, ia memusuhi karena Allah, yaitu jika melihat segala sesuatu itu maka standar utamanya bukanlah demi kesenangan pribadi, atau kepentingan golongan, atau fanatisme organisasi, almamater, kesukuan, atau kekeluargaan, namun standar utamannya adalah kesesuaian dengan aturan Syariat.  

Allah SWT berfirman yang artinya, “(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih sedang Dia (Allah) tidak kelihatan (olehnya) dan ia datang dengan hati yang bertaubat.” (Q.S. Qaf: 33).

Rasa takut kepada Allah itu antara lain harus diaplikasikan dalam bentuk ketaatan dalam melaksanakan semua aturan Syariat agama yang berbasis aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalat.

Allah SWT berfirman yang artinya, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Q.S. Qaf: 37).

Jika seseorang itu hatinya bersih, maka akalnya tidak akan melakukan tawar menawar dalam melaksanakan kewajiban bersyariat Islam, yang ada adalah rasa sam’an wa tha’atan (kami mendengar ajakan dan kami taat melaksanakannya). Namun jika hatinya kotor berpenyakit, maka akalnya itu menjadi banyak pertimbangan semisal, “Apakah aturan Syariat yang bagian ini cocok untukku atau tidak cocok?”. Yang ia merasa cocok ia kerjakan, yang merasa tidak cocok ia campakkan, begitu kurang lebih.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam tubuh setiap orang terdapat segumpal daging. Apabila ia lurus, maka seluruh aktifitas tubuhnya menjadi lurus, dan apabila ia bengkok, maka akan menjadi bengkok pula perbuatannya.”
 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam