URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 304 users
Total Pengunjung: 6224424 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BODOH AQIDAH DIJADIKAN ULAMA 
Penulis: Pejuang Islam [ 26/10/2020 ]
 
BODOH AQIDAH DIJADIKAN ULAMA

Luthfi Bashori


“Jaman wis akhir, jaman wis akhir bumine goyang”. Cuplikan tembang Jawa bernada nasehat ini terasa benar-benar kini sudah sering terjadi di sekeliling kehidupan umat Islam. Adapun maksud dari lirik lagu ini adalah penggambaran, bahwa jaman sudah hampir berakhir dan dekat Qiamat, maka keadaan bumi ini semakin bergoncang tidak stabil.

Banyak orang kaya yang diberi kewenangan dan kekuasaan untuk dapat menguasai harta haram hingga mengeruk kekayaan alam, sedangkan orang miskin semakin banyak yang digencet dengan melambungnya harga sembako, ditarik pajak setinggi langit, digusur tanah dan rumahnya, seakan-akan bumi bergoncang karena tiada keadilan buat mereka.

Kini bermunculan di berbagai belahan dunia, orang jahat nan pandir yang sengaja diangkat menjadi pemimpin boneka, terutama oleh kalangan oligarki yang mempunyai kepentingan jabatan dan keduniawian semata, sedangkan banyak pula orang baik yang pandai nan cendikia, namun sengaja diusir dan dijauhkan dari dunia kekuasaan, tujuannya agar tidak mengganggu kepentingan para penguasa. Bumi memang terasa sudah terbalik dan bergoyang.

Yang ironis lagi, dewasa ini banyak bermunculan figur-figur orang yang hakikatnya bodoh aqidah, awwam agama, tidak mengerti aturan asbabur riddah (beberapa perilaku yang menyebabkan kemurtadan) sebagaimana tertera dalam kitab-kitab para ulama salaf, namun figur-figur tersebut kebetulan dikenal sebagai orang pandai berorasi serta membawa-bawa teks agama dalam orasinya, hingga akhirnya distigmakan oleh media sosial sebagai figur tokoh ulama panutan, padahal tidak bisa mengaji. Bahkan tak jarang mereka berani mengajak umat Islam untuk menjualn aqidahnya demi segepok uang.

Misalnya, betapa beraninya para ulama karbitan media sosial ini, yang sengaja mengkolaborasikan ajaran agama Islam dengan ritual kekafiran dalam satu kegiatan bersama, entah itu dengan ritual gereja atau ritual agama lainnya, belum lagi ritual kejawen yang diselingi kemusyrikan sesembahan kepada makhluk halus, namun dikemas atas nama pelestarian kebudayaan.      

Diriwayatkan dalam Shahihain dari hadits Sahabat Abdullah bin Umar RA bahwa ia berkata, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara langsung dari para manusia. Akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mematikan para ulama. Ketika tidak tersisa seorang alim pun, maka orang-orang awwam akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Kemudian mereka ditanya ilmu agama, lalu mereka memberi fatwa tanpa ilmu yang memadai, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan banyak orang.”

Disebutkan dalam Mukhtashar Syu’ab Al-Iman dalam mengomentari hadits ini, yakni para ulama yang hakiki akan banyak yang wafat, dan terbukalah ruang yang luas bagi orang-orang yang bodoh agama untuk tampil menggantikan peran para ulama hakiki.”  

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam