MERAJUT PERSAUDARAAN YANG DIKOYAK POLITIK
Luthfi Bashori
Saat ini, terasa persaudaraan antar sesama umat Islam itu semakin terkoyak, terutama karena kepentingan syahwat politik dari sebagian umat Islam, yang berdampak tidak kompaknya umat Islam dalam menjalin tali persaudaraan dia antara mereka.
Perseteruan umat Islam yang tersebar di partai-partai politik dengan kepentinagan merebutkan jabatan publik, termasuk penyumbang terbesar dari runtuhnya nilai persaudaraan di antara umat Islam. Apalagi yang terjadi pada kelompok umat Islam yang sudah terkontaminasi oleh pemikiran sekuler liberal yang sudah menjadi trend merk bagi landasan partai-partai politik tersebut.
Jangankan memperjuangkan pemberlakuan subtansi syariat Islam, yang di dalamnya termasuk pentingnya merajut ikatan persaudaraan bagi umat Islam, Lha untuk mengangkat tema pembahasan bagi kepentingan umat Islam secara spesifik saja terasa asing di gedung parlemen, lantas bagaimana mereka akan memperjuangkan kepentingan umat Islam secara makro?
Padahal, tentang keutamaan persaudaraan di antara umat Islam itu, ada sejumlah hadits dari Rasulullah SAW, diantaranya sabda beliau, “Sesungguhnya seorang yang paling dekat kedudukannya di sisiku pada Hari Qiamat adalah seorang yang paling baik budi pekertinya, saling tolng menolong, dan saling mencintai dengan sesamanya.”
Unik memang keadaan umat Islam di akhir jaman ini. Saat mereka memerlukan status keagamaan untuk sebuah kepentingan, maka ramai-ramai menunjukkan identitas keislamannya seperti dalam KTP dan surat-surat penting lainnya. Namun, tatkala para ulama dan mujahidin mengajak berjuang demi tegaknya Syariat Islam di muka bumi, maka tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang cuek-cuek saja, bahkan ada pula yang mencibirnya.
Padahal, sudah semestinya setiap jiwa muslim itu berusaha bahu membahu demi menyukseskan kepentingan Islam dan umat Islam secara global dimana saja berada, Nabi SAW juga bersabda, “Perumpamaan dua orang yang bersaudara adalah bagaikan kedua tangan, jika keduanya saling bertemu, maka salah satunya akan membasuh yang lain.”
Jika saja rasa persaudaraan di antara umat Islam sudah mendarah daging, sebagaimana kompaknya kedua tangan yang kanan dan yang kiri, tentu umat Islam akan mejadi jaya di muka bumi ini. Namun sayangnya, kebanyakan personal umat Islam masih memikirkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, belum sampai memikirkan kemaslahatan umat Islam secara menyeluruh.
Nabi SAW juga bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, maka Allah akan memberinya kawan dekat yang baik, ia akan diingatkan jika ia lupa, jika ia ingat akan ditolongnya.”