URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 201 users
Total Pengunjung: 6224313 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SHALAT DZUHUR SETELAH JUM`ATAN ?  
Penulis: Pejuang Islam [ 16/8/2020 ]
 
SHALAT DZUHUR SETELAH JUM`ATAN ?

Taishish: KH. Luthfi Bashori.
Transkrip: Rizal Affandi

Ada pertanyaan, apakah setiap setelah shalat Jumat itu ada i’adah atau tambahan shalat dhuhur?

Ini kadang-kadang sebagian orang bertanya karena mereka melihat juga, ada beberapa orang yang melaksanakan begitu, yaitu setelah shalat Jumat di Masjid kemudian melaksanakan shalat Dhuhur.

Jadi begini, kalau menurut Mazhab Syafi`i, mohon maaf saya selalu berbicara dalam madzhab Syafi`i, bahwa bilamana shalat Jumat itu dilaksanakan sesuai dengan rukun dan syaratnya, maksudnya bilamana rukun dan syaratnya itu sudah terpenuhi, maka tidak wajib untuk i’adah atau mengulang shalat Dhuhur, begitu yang semestinya.

Tapi andaikata ada rukun dan syaratnya shalat Jumat itu yang dirasa tidak terpenuhi, dan makmumnya tahu jika ada yang tidak terpenuhi dalam rukun dan syaratnya, maka hendaklah yang tahu ini i`adah atau mengulang shalat Dhuhur.

Atau juga misalnya dalam jumlah, jumlah yang wajib orang melaksanakan shalat Jumat itu 40 orang, tapi kadang-kadang misalnya masjid di satu perumahan yang mana masjid perumahan itu di saat waktu mudik, tiba-tiba tidak ada penghuninya karena mereka pada mudik.

Misalnya, jika ternyata yang ikut shalat Jumat hanya 25 orang, maka hendaklah setelah shalat Jumat diadakan i’adah atau mengulang dengan shalat Dhuhur berjamaah di masjid tersebut, ihthiyathan (demi kehati-hatian), karena jumlah dari penduduk setempat yang hadir saat itu tidak memenuhi syarat.

Tapi kalau misalnya sudah sempurna, ya tidak perlu mengulang atau menambah shalat Dhuhur lagi, karena tidak ada perintah untuk i’adah atau mengulang shalat Dhuhur seperti itu.

Karena apa?
Karena shalat Jumat yang sempurna itu berkedudukan sebagai pengganti shalat Dhuhur, begitu yang sesungguhnya.

Jadi kalau hari Jumat tidak ada yang namanya shalat Dhuhur bagi kaum laki-laki, tapi adanya ya shalat Jumat.

Sekali lagi kecuali kalau terjadi adanya `pelanggaran` di dalam masalah rukun dan syarat pelaksanaan shalat Jumat, misalnya bacaan Imamnya tidak fasih sampai mukhil atau merusak arti, dan ada orang yang paham masalah ini, maka dianjurkan shalat i`adah Dhuhur setelah shalat Jumat, bagi para makmum yang paham hukum.

Atau seperti tadi jumlahnya tidak memenuhi syarat. Atau misalnya tatkala shalat Jumat, tiba-tiba imamnya batal karena kentut, maka bilamana sang Imam itu tidak memberitahukan tapi ada makmum yang tahu, maka hendaklah yang tahu itu menambah shalat Dhuhur.

Jadi intinya, pelaksanaan i’adah shalat Dhuhur itu dilakukan, karena ada kejadian-kejadian tertentu saja. Bukan setiap setelah shalat Jumat kemudian harus mengulang dengan shalat Dhuhur, tidak begitu ajaran hukum Islam.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam