URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 61 users
Total Pengunjung: 6224162 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BAKAR DUPA DI KUBURAN  
Penulis: Pejuang Islam [ 13/7/2020 ]
 
BAKAR DUPA DI KUBURAN

Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi

Ada orang yang datang ke makam pekuburan atau ziarah kubur, misalnya kuburan orang tuanya atau keluarganya, dan ia membawa dupa atau kemenyan atau kayu gaharu atau yang wangi-wangi.

Tentunya di sana dupanya dibakar, sehingga di sekeliling kuburan itu menjadi harum, kira-kira gimana dalam pandangan Islam?

Hukumnya boleh atau tidak?
Jika niatnya membakar kemenyan atau dupa atau kayu gaharu, bahkan membawa minyak wangi, ini tujuannya untuk tathayyub atau membuat situasi itu menjadi harum di sekitarnya, maka hukumnya boleh.

Dulu Nabi Muhammad SAW senang dengan yang harum- harum, dimana saja, baik itu pada tubuh beliau SAW, pada pakaian beliau atau ruangan-ruangan, dan juga di tempat-tempat yang dikunjungi. Kalau memang situasinya bisa dibuat menjadi harum, maka beliau lakukan.

Sedangkan Sayyidina Abdullah bin Umar RA juga menghidupkan kayu gaharu di beberapa tempat, karena memang itu sunnah.

Nah kembali lagi pada asal pembahasan. Jika ada orang datang ke makam perkuburan untuk ziarah kubur, kemudian menghidupkan hal-hal yang menjadikan harum di situ, entah Itu kemenyan atau dupa atau kayu gaharu atau mengusap minyak wangi, tujuannya untuk tathayyub/ berwangi-wangian, maka boleh bahkan sunnah.

Tapi jika ada orang datang ke makam perkuburan, ia membawa kemenyan atau hal-hal yang semacam itu, untuk mengadakan ritual, atau untuk mendatangkan penunggu kuburan dari kalangan makhluk halus atau dari bangsa jin, tujuannya untuk meminta kekayaan, atau untuk meminta jabatan, maka hukumnya tidak boleh, bahkan bisa menjadi syirik kalau tujuannya semacam itu.

Karena tujuannya bukan ziarah kubur demi mendoakan ahli kubur, serta mengingat akhirat, tapi tujuannya untuk mendapat kesaktian atau pesugihan, mencari kekayaan, naik pangkat jabatan, jelaslah yang seperti ini tidak boleh dilakukan. Termasuk juga datang ke makam pekuburan angker, ini yang dilarang.

Jadi kembali lagi tergantung orang tersebut datang ke perkuburan untuk apa?

Kalau datangnya itu untuk nyekar dengan membawa bunga-bunga yang harum semerbak, maka itu boleh dan disunahkan, karena Rasulullah SAW senang dengan sesuatu yang harum, atau tempat-tempat yang harum, pakaian yang harum demikian dan seterusnya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam