URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 63 users
Total Pengunjung: 6224165 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SHALAT SUNNAH YANG DILARANG 
Penulis: Pejuang Islam [ 11/6/2020 ]
 
SHALAT SUNNAH YANG DILARANG

Luthfi Bashori


Dalam fiqih madzhab Syafi’i diterangkan, bahwa setelah shalat Subuh dan shalat Ashar, adalah waktu yang seseorang itu dilarang melaksakan shalat sunnah mutlaq, termasuk shalat sunnah rawatib.

Larangan ini sesuai dengan riwayat shahabat Abu Sa’id Al-Khudri  RA yang mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah shalat (sunnah) sesudah Ashar hingga terbenam matahari, dan janganlah pula (shalat sunnah) sesudah shalat Subuh hingga terbit matahari.” (HR. Muslim).

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad diceritakan: “Ada seorang shahabat Nabi yang setelah Ashar melakukan shalat sunah ba’diyah, maka ditegur oleh Sayidina Umar, beliau berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang shalat sunnah setelah Ashar” (HR.  Ahmad).

Lantas mengapa Rasulullah melarang shalat dalam dua waktu tersebut?

Ternyata Rasulullah melarang shalat sunnah pada dua waktu tersebut, karena matahari terbit itu di antara dua tanduk setan dan terbenam juga di antara dua tanduk setan. Maksudnya pada saat itulah dari kalangan bangsa setan sedang beribadah menyembah matahari.

“Janganlah shalat (sunnah) ketika matahari terbit dan janganlah shalat (sunnah) ketika matahari tenggelam, karena ketika matahari terbit dan tenggelam itu berada di atas tanduk setan. Shalatlah di antara itu semua, terserah kalian.” (HR. Abu Ya’la dalam musnadnya, 2/200 dan Al-Bazzar, 1/293/613)

Dalam tradisi masyarakat Jawa, ada satu larangan bagi anak-anak agar tidak keluar dari pintu rumah dan berada di jalan-jalan, khususnya pada saat menjelang adzan Maghrib, atau waktu ‘surup’ (saat mega memerah). Maka para orang tua akan mengatakan semisal, “Nak, kalau kamu berada di jalan di saat waktu ‘surup’, nanti kamu akan diculik oleh hantu Wewe Gombel …!”

Ajaran tradisi yang tampaknya hanyalah cerita fiktif tanpa menyebut dalil syariatnya ini, ternyata menyimpan maknawiyah hadits Nabawi, sebagaimana disebutkan bahwa matahari terbit dan terbenam itu berada di antara tanduk setan di atas.

Agar anak-anak tersebut selamat dari tasyabbuh (menyerupai) perilaku setan yang kerap menyembah matahari di saat terbit dan tenggelam, maka anak-anak pun ditakut-takuti dengan menggunakan bahasa yang paling mudah mereka pahami, tiujuannya agar tidak keluar dari rumah. Ini sesuai dengan hadits man tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum (Barangsiapa menyerupai suatu kaum, (dalam bab ini adalah kaum setan), maka ia tergolong dari kalangan mereka).  

Nasihat para orang tua itu juga senada dengan riwayat shahabat ‘Amr bin ‘Abasah RA, bahwasannya Rasulullah SAW telah bersabda : “…..Jika bayangan telah condong (waktu zawal), maka kerjakanlah shalat, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat). Hingga engkau mengerjakan shalat ‘Ashar. Setelah itu, janganlah engkau shalat hingga matahari terbenam. Karena matahari terbenam di antara dua tanduk setan. Pada saat itu, orang-orang kafir sujud kepadanya (kepada matahari)” (HR. Muslim).

Sedangkan untuk waktu bakda Subuh, tidak terdengar ada nasihat dari para orang tua kepada anak-anaknya agar tidak keluar dari rumah, karena umumnya pada saat itu semua anggota keluarga masih berada di rumahnya, hingga menunggu disediakan sarapan pagi, dan umumnya masyarakat Jawa mengadakan sarapan itu sekitar pukul 06.15 atau 06.30 yaitu sudah masuk waktu Isyraq (matahari terbit secara sempurna).

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam