TANDA CINTA HAMBA KEPADA ALLAH
Luthfi Bashori
Ditanyakan kepada seorang ‘arif, “Kapan seorang hamba itu menampakkan kecintaan kepada Allah?”
Beliau menjawab, “Apabila ia menjalankan lima hal secara lahir dan batin, yaitu menepati janji, memelihara batas-batas yang dilarang, menerima apa yang ada, bersabar atas sesuatu yang hilang, dan mentaati Tuhan yang disembah.”
Seseorang yang senantiasa berusaha menepati janji, baik janji kepada Allah atau janji kepada manusia, maka akan timbul rasa cintanya kepada Allah. Semakin takut ia untuk mengingkari janjinya, maka akan semakin kuat pula timbulnya rasa cinta dan kedekatannya kepada Allah.
Apalagi jika janjinya itu kepada Allah, yaitu dengan pengakuannya bahwa Allah sebagai Tuhannya, lantas ia selalu berusaha untuk melakukan segala perintah-Nya.
Sedangkan maksud memelihara batas-batas yang dilarang, yaitu berusaha tidak menerjang batas larangan Allah, hingga selalu berusaha menghindarkan diri dari perbuatan maksiat.
Dua hal ini, yaitu melakukan segala perintah dan menjauhi larangan Allah, jika benar-benar dilakukan oleh seorang hamba, maka akan timbullah cinta yang sangat kuat kepada Allah SWT.
Demikian juga seorang hamba yang dapat menerima ketentuan Allah apa yang ada, maka hatinya akan merasa senang, hingga timbul pula rasa cinta kepada Dzat yang telah memberi rezeki baginya.
Sifat bersabar atas sesuatu yang hilang darinya, maksudnya sabar dalam menghadapi ujian yang datang dari Allah. Misalnya hilangnya salah satu anggota keluarga yang dicintainya, atau kehilangan harta yang menjadi miliknya, atau jabatan tertentu, lantas ia menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka sifat pasrahnya itu akan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah yang telah mengatur segala sesuatu baginya.
Begitu juga mentaati apa yang dikehendaki oleh Allah dengan segala usaha yang dilakukan, maka sifat ini dapat pula menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Allah sang Khaliq, Azza wa Jalla.