URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 199 users
Total Pengunjung: 6224311 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MUTIARA BERHARGA DARI 4 KITAB SUCI 
Penulis: Pejuang Islam [ 7/6/2020 ]
 
MUTIARA BERHARGA DARI 4 KITAB SUCI

Luthfi Bashori


Para ulama memilih empat kalimat berharga dari empat kitab suci yang masih asli, sebagaimana saat diturunkan oleh Allah. Adapun mutiara kata yang sangat berharga sebagaimana yang dimaksud itu adalah:

1. Dari kitab Taurat dikatakan, “Barangsiapa yang menerima apa adanya, maka ia akan merasa puas dengan keadaannya.”

Kalimat ini selaras dengan hadits Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya kaya itu adalah kaya jiwa/hati”. (HR. Muslim & Ibnu Hibban). Maksudnya jika seseorang memiliki hati yang selalu merasa cukup, tidak banyak menginginkan hal-hal yang tidak terjangkau oleh dirinya, bahkan saat tidak memiliki uang pun, selagi bahan pangan masih tersedia dan ia merasa cukup, maka saat seperti itulah yang dikatakan hatinya sangat kaya.

2. Dari kitab Zabur dikatakan, “Barangsiapa yang diam, maka ia akan selamat.”
Kalimat ini selaras dengan hadits Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang diam, ia akan selamat”. HR. Ahmad, Atthabarani, Ibnul Mubarak & Albaihaqi).

Maksudnya, dalam urusan pembicaraan atau perbuatan yang mubah (dibolehkan), bukan yang diperintah maupun yang dilarang. Jika ada seseorang yang sengaja memilih diam, tidak ikut berbicara atau berbuat sesuatu, sekalipun sebenarnya ia boleh ikut nimbrung berbicara dan berbuat, maka memilih diam itu lebih aman dari kesalahan, dibanding jika ia ikut berbicara maupun ikut berbuat.

Berbeda jika dalam situasi seseorang itu wajib berbicara, semisal menjadi saksi untuk suatu kebenaran, atau ada kemungkaran yang harus diperangi, atau saat dipanggil oleh orang tuanya, dan beberapa kondisi yang mewajibkan seseorang itu harus berbicara atau berbuat, maka saat itulah langkah diam itu menjadi sifat buruk yang harus ditinggalkan.    

3. Dari kitab Injil dikatakan, “Barangsiapa yang mengasingkan diri (tidak bebas bergaul), maka ia akan selamat.”

Kalimat ini selaras dengan hadits Nabi Muhammad SAW, “Seseorang bertanya kepada Nabi: ‘siapakan manusia yang paling utama wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Orang yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya di jalan Allah’. Lelaki tadi bertanya lagi: ‘lalu siapa?’. Nabi menjawab: ‘Lalu orang yang mengasingkan diri di lembah-lembah demi untuk menyembah Rabb-nya dan menjauhkan diri dari kebobrokan masyarakat`” (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143).

Satu tingkat di bawah derajat para mujahid yang berjuang di jalan Allah, adalah orang-orang yang sengaja memilih uzlah, atau mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan duniawi, demi  berkonsentrasi dalam beribadah kepada Allah.


4. Dari Al-Qur’an dikatakan, “Barangsiapa yang berlindung kepada Allah, maka ia berada di jalan yang lurus.”

Banyak hadits nabawi yang maknanya selaras dengan mutiara kata dalam Alquran ini, antar lain sabda Rasulullah SAW, “Aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari keburukan yang temui dan aku khawatirkan menimpaku.” (HR. Muslim,2202).

Ada juga sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim, 486). Tentu masih banyak hadits nabawi yang senada.  

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam