URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 202 users
Total Pengunjung: 6224314 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DZIKIR BERSUARA KERAS DI JAMAN NABI 
Penulis: Pejuang Islam [ 30/5/2020 ]
 
DZIKIR BERSUARA KERAS DI JAMAN NABI

Luthfi Bashori


Siapapun yang mengingkari diperbolehkannya dzikir dengan mengeraskan suara, terutama setelah pelaksanaan shalat fardhu, sebagaimana yang sudah menjadi amaliyah rutinan di kalangan warga Aswaja, maka perlu belajar tentang hadits shahih berikut ini.

Sayyidina Ibnu Abbas RA mengutarakan, “Sesungguhnya dzikir dengan mengeraskan suara setelah usai shalat wajib, pernah dilakukan pada zaman Nabi SAW. (HR. Muslim)

Umumnya, kalimat-kalimat dzikir yang diucapkan oleh imam dan makmumnya, setelah melaksanakan shalat fardhu, dari awal sampai akhir pembacaan dzikir adalah sama.

Amaliyah seperti ini, sudah menjadi adat yang turun temurun, baik di masjid, mushalla, pesantren atau jama’ah tarekat dan lain sebagainya, biasanya melafadzkan dzikir secara bersama-sama. Pada umumnya setiap perkumpulan itu, mempunyai irama dzikir sendiri-sendiri yang enak didengar dan menyentuh perasaan.

Mereka membacanya dengan lisan secara serentak, namun disertai dalam hati yang menyebabkan timbul kekhusyu’an, hingga nyaman didengar oleh kalangan yang hatinya dibuka oleh Allah, namun sangat menyakitkan di telinga kalangan setan, kaum kafir dan kaum munafiq.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka berdzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisa, 142 ).

Dzikir berjama’ah dengan mengeraskan suara, jika dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, maka akan dapat menghilangkan sifat kemunafiqan. Yang jelas bangsa setan dan kaum kafir pasti marah dan tidak senang saat umat Islam mengadakan perkumpulan untuk berdzikir kepada Allah.

Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Aku ini selalu sesuai dengan prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku (sendirian) dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku (berjamaah) di depan umum, maka Aku akan mengingatnya pula di depan khalayak yang lebih baik (yaitu di kalangan perkumpulan para malaikat). Seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR. Bukhari,  Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).   

Betapa luar biasa Allah SWT dalam merespon amaliyah dzikir dari para hamba-Nya, terutama acara dzikir berjamaah, bahkan hingga Allah membanggakan mereka yang mengadakan amaliyah dzikir berjamaah itu di depan para malaikat, yang tentunya kalangan para malaikat itu jauh lebih mulia dibanding umumnya manusia.



   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam