WEJANGAN IMAM ASSYAUKANI
Luthfi Bashori
Ingin tahu pandangan ulama tentang hukum tahlilan yang diadakan oleh warga Ahlussunnah wal jamaah? Coba simak yang satu ini :
Berkata Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Assyaukani : Kebiasaan di sebagaian negara mengenai perkumpulan atau pertemuan di masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca Al-Quran yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz) jika di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran, meskipun tidak ada penjelasan (secara dzahir) dari syari`at.
Kegiatan melaksanakan perkumpulan itu pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram (muharram fi nafsih), apalagi di dalamnya diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan ibadah seperti membaca Al-Quran atau lainnya.
Dan tidaklah tercela menghadiahkan pahala membaca Al-Quran atau lainnya kepada orang yang telah meninggal dunia. Bahkan ada beberapa jenis bacaan yang didasarkan pada hadits shahih seperti, yang artinya : bacalah surat Yasin kepada orang mati diantara kamu.
Tidak ada bedanya apakah pembacaan surat Yasin tersebut dilakukan bersam-sama di dekat mayyit atau di atas kuburannya, dan membaca Al-Quran secara keseluruhan atau sebagaian, baik dilakukan di Masjid atau di rumah.
Para sahabat juga mengadakan perkumpulan di rumah-rumah mereka atau di dalam Masjid, melagukan syair-syair, mendiskusikan hadits-hadits dan kemudian mereka makan dan minum, padahal di tengah-tengah mereka ada Nabi Muhammad SAW.
Orang yang berpendapat bahwa melaksanakan perkumpulan yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan-perbuatan haram adalah bid`ah, maka ia salah, karena sesungguhnya bid`ah adalah sesuatu yang dibuat-buat dalam masalah agama, sedangkan perkumpulan ini (yakni semacam tahlil), tidak termasuk bid`ah (membuat ibadah baru).
(Termaktub dalam kitab Al-Rasail Al-Salafiyah : 46).
Adapun hadits Nabi SAW dengan jelas menyebutkan : Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah SWT, sambil menbaca Alquran bersama-sama. Kecuali Allah SWT akan menurunkan kepada mereka ketenangan hati,, meliputi mereka dengan rahmat, dikelilingi para malaikat, dan Allah SWT memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
(Disadur dengan ringkas dari buku Tahlil, karangan Muhyiddin Abdusshomad, terbitan PP. Nurul Islam)