URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 309 users
Total Pengunjung: 6224429 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
KEWAJIBAN BEKERJA MENCARI REZEKI HALAL 
Penulis: Pejuang Islam [ 22/4/2020 ]
 
KEWAJIBAN BEKERJA MENCARI REZEKI HALAL

Luthfi Bashori


Mencari rezeki halal dengan cara bekerja yang sesuai aturan syariat, hukumnya adalah wajib bagi setiap lelaki muslim yang telah memiliki tanggung jawab keluarga. Memberi makan keluarga dengan harta yang halal termasuk yang sangat ditekankan oleh syariat.

Dengan demikian, maka tidak ada cela bagi seorang muslim untuk menjadi pengangguran, dan sifat malas bekerja itu adalah aib serta dosa bagi lelaki muslim dewasa. Karena itu sekecil apapun pekerjaan untuk mengais rezeki halal, harus dilakukan oleh setiap para kepala rumah tangga.

Jaman sekarang, bekerja mengais rezeki itu sangat bervariatif jenisnya, ada kerja kantoran, berniaga di pasar, persewaan barang, jual jasa, jual alat-alat rumah tangga, home industry, belajar-mengajar, dan lain sebagainya. Jika pekerjaan tersebut dikemas sedemikian rupa hingga tidak melanggar aturan syariat, maka sudah cukup penghasilannya itu dihukumi sebagai pendapatan atau rezeki yang halal.

Para Nabi pada jaman dahulu kala juga bekerja mancari ma’isyah, padahal mereka adalah kekasih Allah dan setiap doanya selalu didengarkan oleh Allah. Namun mereka tetap tidak meninggalkan kewajiban bekerja untuk mencari rezeki yang halal.

Imam Al-Hubaisyi berkata dalam kitab Al-Barakah, “Setiap Nabi mempunyai pekerjaan untuk penghidupannya. Nabi Adam adalah seorang petani dan tukang tenun. Siti Hawa adalah seorang tukang pintal. Nabi Idris adalah seorang tukang jahit dan penulis. Nabi Nuh dan Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu. Nabi Hud dan Nabi Shaleh adalah seorang pedagang. Nabi Ibrahim adalah seorang petani dan tukang kayu. Nabi Ayyub adalah seorang petani. Nabi Daud adalah seorang pandai besi yang membuat baju besi. Nabi Sulaiman adalah seorang pembuat barang dari ijuk. Nabi Musa AS, Nabi Syu’aib dan Nabi Muhammad SAW serta para Nabi lain adalah seorang penggembala.”

Bekerja mencari rezeki adalah termasuk bentuk akhtiyar setiap orang, sedangkan untuk pembagian rezeki bagi setiap orang itu adalah menjadi hak prerogatif Allah sepenuhnya. Jadi bekerjalah secara wajar, jangan sampai pekerjaanmu itu menghalangi-halangi waktu ibadahmu, karena sekeras apapun engkau mengejar harta, jika belum ada ijin dari Allah, maka engkau tidak akan dapat meraihnya.    

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam