|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 97 users |
Total Pengunjung: 6224203 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
NAHI MUNKAR YANG DIBENCI |
Penulis: [ 19/4/2020 ] |
|
|
NAHI MUNKAR YANG DIBENCI
Taushiah: KH. Luthfi Bashori.
Transkrip video: Rizal Affandi
Kita yakin umat Islam itu dikatakan:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
Kalian adalah sebaik-baik umat.
Bagaimana sifatnya “sebaik-baik umat” itu?
Yaitu jika kalian melaksanakan:
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
Dikeluarkan/diutus kepada seluruh umat:
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
Jika kalian mau mengajak kepada kebaikan dan melarang kemunkaran.
Inilah sifat yang harus dipenuhi, jika kita ingin dicatat sebagai "sebaik-baiknya umat".
Yaitu kita diperintahkan untuk amar ma`ruf dan nahi mungkar.
Masalahnya orang yang senang beramar ma`ruf, biasanya disenangi oleh masyarakat. Semua elemen paling senang kalau orang itu memilih beramar ma`ruf, mengajak pada kebaikan. Misalnya “Ayo shalat”, “Ayo menata hati”, “Ayo dzikir”.
Apalagi sekarang marak bermunculan grup-grup qashidah shalawat, majelis ta`lim wa shalawat dan lain sebagainya, seperti majelis thariqah, dan yang seperti itu paling banyak dihadir umat. Itulah majelis amar ma`ruf.
Namun, begitu ada orang/group mau melaksanakan kewajiban kedua, yaitu Nahi mungkar, seperti mengatakan, “Bapak jangan duduk di sana, haram…” “Bapak jangan berbuat itu, haram…”, “Bapak jangan masuk ke situ, haram…”, “Ibu jangan ke sana, haram…”.
Namanya nahi mungkar. “Jangan makan itu, haram…”, “Oh yang sana, najis..”
Lantas apa yang terjadi?
Orang-orang pada lari darinya… bukan sekedar lari, bahkan sebagian orang langsung mengatakan, “Eh itu ustadz radikal…”, karena suka melarang. “Wah ini kelompok teroris”, dan sebagainya.
Jadi seakan-akan nggak boleh ada orang atau kelompok yang akan bernahi munkar.
Kalau mau “amar ma`ruf" yaa silakan, asalkan jangan "nahi munkar”.
Padahal ayat tentang dua hal ini aslinya sambung,
"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah."
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|