URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 97 users
Total Pengunjung: 6224203 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PELECEHAN AGAMA 
Penulis: Pejuang Islam [ 14/4/2020 ]
 
PELECEHAN AGAMA

Narasumber:
1. Syekh Faiz Al-Amri
2. KH. Luthfi Bashori

Transkrip video: Rizal Affandi

SYEKH: Kita akan bertanya tentang masalah keadaan di masa sekarang ini. Terlebih banyaknya pelecehan-pelecehan terhadap agama, dan banyak kita dapati sekarang ini, manusia di akhir zaman, terlalu berani mengambil atau berbicara yang kadang bukan pada tempatnya.

Contoh ada orang yang mengatakan bahwa tidak perlu ikut syariat Nabi (SAW), ada yang melecehkan tentang jilbab, ada yang melecehkan Rasulullah SAW.

KYAI: Kalau kita bicara agama secara makro, khususnya zaman sekarang, walaupun di zaman Nabi juga ada, zaman para shahabat juga ada, di zaman para ulama salaf terdahulu juga ada, bahkan kalau kita melihat buku-buku salaf, mereka memberi hukuman kepada orang yang melecehkan syariat atau melecehkan Islam itu, ada fatwa mati untuk mereka.

Kalau kita bicara zaman sekarang ini, saya melihat fenomena pelecehan agama khususnya Islam, itu tidak lepas dari apa yang dilakukan oleh orang-orang Barat. Jadi mereka dikatakan islamophobia, phobia terhadap Islam. Phobia itu anti terhadap Islam, sehingga apapun yang dilakukan oleh Islam atau umat Islam dianggap semuanya salah.

Kebaikan apapun, tidak ada baiknya menurut sebagian orang-orang orientalis Barat atau misionaris mereka, dan
mereka menginginkan Islam ini hancur. Karena menginginkan Islam itu hancur, jadi apapun yang keluar dari produk Islam dianggap salah.

Ini awwal permasalahan yang ada di zaman sekarang. Jadi itu problem utama kita. Sedangkan umat Islam yang ada di Indonesia, kalau dulu mereka berkiblat kepada para ulama Salaf Aswaja, atau paling tidak acuannya itu Rasulullah, para sahabat atau Salaf
Ahlussunnah wal jamaah. Tapi kalau sekarang itu, ya tidak…. mereka lebih banyak berkiblat ke dunia barat.

Inilah yang menjadikan mereka itu anti terhadap Islam, sehingga apapun yang dikatakan oleh umat Islam, akan dinilai salah menurut pandangan mereka, dan berusaha diungkap sedemikian rupa, sampai terjadi maraknya pelecehan-pelecehan terhadap Islam. Begitulah yang saya tahu.

SYEKH: Mungkin karena tidak ada sanksi yang tegas sampai terjadi maraknya pelecehan.

KYAI: Kurang lebih begitu. Jadi pertama, tokoh-tokoh kita ini sekarang kurang peduli, padahal umat Islam, kalau kita bicara Indonesia ini, Alhamdulillah, dimana saja ada umat Islam, cuma kepedulian terhadap syariat ini yang sangat kurang.

Alhamdulillah dari masyarakatnya banyak muslimnya, dari pejabat juga banyak muslimnya, walaupun hanya tertera dalam KTP-nya saja.

Cuma apakah mereka ini benar-benar mengerti terhadap Syariat Islam, dan bagaimana hukum pidana di dalam dunia keislamanan, itu kan hampir tidak diamalkan.

Makanya saya katakan, kalau kita berkiblat kepada tulisan-tulisan para ulama salaf, kalau ada orang melecehkan Islam atau menghina Nabi (SAW) itu hukumannya ya mati. Tapi harus sesuai aturan Islam. Harus melewati proses pengadilan, bukan asal ditusuk.

Begitulah tindakan tegas dari para ulama yang mengeluarkan fatwa mati, kemudian dimasukkan ke pengadilan, pengadilan memutuskan ini dihukum mati, begitu sesuai dengan apa yang berlaku dalam tata cara hukum syariat.

Kita kan belajar fiqih, bagaimana tatkala kita mendengar ada pencurian? Itu kan dipotong tangan, tapi bukan setiap orang bisa memotong tangan pencuri, kan nggak begitu…, tapi dimasukkan dulu ke pengadilan, kemudian dijatuhi hukuman, maka dilaksanakan potong tangan oleh petugas yang ditunjuk, seperti itu juga pelecehan terhadap Islam.

SYEKH: Kalau yang kita lihat yang terjadi sekarang ini, asalnya ada orang yang mensifati Nabi (SAW) dengan perkataan-perkataan yang buruk itu. Bagaimana menurut anda?

KYAI: Makanya perlu tindakan pengadilan, kalau pengadilan mengatakan perkataan orang itu sudah masuk pada standar penghinaan kepada Nabi (SAW), maka ini harus divonis mati. Tapi kalau ada perkataan seseorang yang memang tampaknya menghina Nabi (SAW), namun menurut pengadilan belum sampai kepada penghinaan, maka harus dikenakan ta`zir. Ta`zir Itu peringatan keras dari pengadilan.

Ta`zir itu macam-macam. Ta`zir antara lain bisa dipukul, sebenarnya sudah ada hukuman tertentu yang sudah ada pada kitab-kitab fiqih.

Kalau ulama-ulama kita, kyai-kyai kita mempelajari kitab fiqih madzhab Syafi`i sebut saja seperti kitab I`anatut thalibin misalnya, atau Fathul Mu`in, di situ kan dibahas fiqhul jinayat (fiqih pidana).

SYEKH: Kalau tentang yang sekarang atau yang baru terjadi ini, ada pembicaraan dari salah satu tokoh yang mengatakan: "Kita tidak perlu ikut syariat Nabi Muhammad (SAW). Apakah ini karena keawaman mereka yang berbicara atau gimana?

KYAI: Orang yang mengatakan kita tidak perlu mengikuti syariat Nabi Muhammad itu ada dua macam. Dia memang orang awam (bodoh), tidak mengerti hal itu, sehingga menurutnya, yang penting beridentitas Islam, orang awam seperti itu, berdosa kepada Allah.

Tapi yang kedua, ada memang orang-orang yang termasuk penggiat Islamophobia, (anti Islam). Jadi memang disengaja mengatakan, "Tidak perlu ikuti Syariat."

Maka saya katakan, "Inilah antek-anteknya orang orientalis."

Orang orientalis itu, orang barat kafir maksudnya, mereka mempelajari Islam bukan untuk diamalkan tapi dicari celah, mungkin dalam ajaran islam itu ada yang jelek atau buruk menurut standar pandangan mereka. Kalau sudah menurut standar mereka ini buruk, maka dikatakan inilah kesalahan Islam. Karena dikatakan ini kesalahan Islam, maka pengikut-pengikutnya juga akan menghujat syariat Islam. Ini juga problem umat Islam.

Jadi kita harus mencari biodata orang-orang yang seperti itu dan kita perkenalkan: Fulan bin fulan ini pengikut orang-orang orientalis.

Tapi kalau ada orang awam, yang memang tidak mengerti, itu kan perlu dimaklumi. Cuma harus kita katakan, wajib setiap orang itu bersyariat Islam, orang yang tidak mengikuti syariat Islam akan berdosa.

Tapi kalau dia berstatemen: "Saya tidak mau mengikuti syariat Islam”, maka ada dua hukum, dia awam sekali, namanya awam ya gimana lagi, yang kedua dia murtad karena dia paham tapi dia sengaja menentang Islam ini kelompok-kelompok murtad

SYEKH: Mungkin kalau bukan dari kelompok Islam yang mengatakan itu, kita masih bisa memakluminya..

KYAI: Tapi ini kan sekarang pelakunya berbaju Islam, mengerti syariat Islam.

SYEKH: Bahkan mengakui mengerti Islam, berbicara selalu Islam

KYAI: Yang seperti ini, kalau menurut kaidah kitab-kitab ulama Salaf, bisa dihukum mati. Kalau mereka hidup di zaman dahulu kala, pasti terkena hukum mati karena merusak agama.

SYEKH: Di mata awam, mereka ini ulama, tapi ternyata mereka ini aqidahnya rusak. Kalau menurut Antum gimana, apa yang harus dilakukan para alim ulama supaya bisa membatasi dan tidak ada lagi terulang kejadian seperti ini.

KYAI: Kalau ada orang alim, dia mendiamkan kemungkaran yang ada di depan matanya, padahal dia tahu betul-betul kejadian itu, naudzubillah, kalau menurut Alquran, orang semacam itu bisa dilaknat oleh Allah.

Walaupun dia tidak ikut melakukan kemaksiatan, tapi dia mendiamkan kemaksiatan yang ada di depan matanya, itu bisa dilaknat oleh Allah SWT begitu kalau dalam aturan agama Islam, Al Quran yang menyatakan semacam itu.

Jadi para ulama itu wajib bersikap tegas terhadap para peleceh Islam, demi menyetop kejadian-kejadian seperti itu terjadi lagi

Ya... memang itulah di antara kewajiban para ulama yang shaleh dan takut kepada Allah.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam