URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 102 users
Total Pengunjung: 6224209 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SAAT INI LANGIT SEDANG MENANGIS 
Penulis: Pejuang Islam [ 6/4/2020 ]
 
SAAT INI LANGIT SEDANG MENANGIS

Luthfi Bashori

Di saat musim Corona, maka tempat-tempat kerumunan massa menjadi rawan tertular wabah yang cukup mematikan bagi pengidapnya. Corona seakan tidak peduli terhadap kondisi umat manusia saat ini. Siapa pun dan dimana pun mereka berada, jika ada kesempatan untuk dihinggapi, maka akan dilahap oleh virus Corona tanpa ampun. Walaupun ada yang sembuh di antara orang-orang yang telah terjangkit, karena imun kekebalan tubuh si penderita cukup baik, namun tak jarang orang yang meninggal dunia akibat cengkraman virus Corona.

Orang kecil, orang besar, rakyat miskin atau orang kaya, rakyat jelata hingga presiden, selagi yang namanya manusia sama-sama akan menjadi sasaran empuk bagi perkembangan Corona, saat mereka telah bersentuhan dengan virus ganas ini.

Akibatnya, tempat-tempat yang semula menjadi pusat berkumpulnya masyarakat, kini menjadi turun drastis hingga lenggang dibuatnya. Walaupun masih ada orang yang lalu lalang di sana, namun tidak banyak dan tidak seperti biasanya. Lockdown darurat Darurat Corona, begitulah kira-kira istilah yang sering didengar oleh masyarakat untuk menyifati kondisi yang terjadi saat ini.

Bahkan masjid-masjid, mushalla-mushalla, tempat pengajian umum, tempat pendidikan, atau tempat ibadah bagi non muslim, tempat perkantoran, pabrik, wisata, pasar, pertokoan dan tempat-tempat lainnya yang biasanya ramai dikunjungi orang, kini sudah banyak yang memilih tutup pintu untuk sementara waktu. Tentu saja banyak orang yang sedih, apalagi harus menutup diri di rumah masing-masing dengan alasan demi memutus mata rantai berkembangnya virus Corona ini.

Aktifis masjid, ahli majelis, penggiat pendidikan dan orang-orang yang sudah terbiasa aktif dengan kegiatannya masing-masing dalam bidang yang semula tiap hari mereka geluti, kini merasa jenuh atau boring dalam istilah anak sekarang, karena mereka terpaksa harus banyak berada di rumah masing-masing dan hati mereka menangis akibat ancaman Corona. 

Lantas, apakah hanya mereka saja yang ‘menangis’ dalam kondisi seperti sekarang ini?

TIDAK … !

Karena ternyata ada pihak lain yang saat ini ikut menangis.

Coba tengok, riwayat tentang Sayyidina Abdullah bin Abbas yang didatangi oleh seorang lelaki. Orang itu berkata, “Hai Ibnu Abbas, apa pendapatmu tentang firman Allah SWT yang artinya, ‘Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka.’ (QS. Ad-Dukhan: 29). Apakah langit dan bumi menangisi seseorang?”

Sayyidina Abdullah bin Abbas menjawab, “Ya.” Sesungguhnya tiada seorang pun dari manusia, melainkan dia mempunyai pintu di langit. Dari situ turun rezeki dan di situ amalnya naik. Apabila dia kehilangan (meninggalkan) pintu itu, maka langit pun menangisinya, dan apabila mushallanya di bumi di mana dia biasa shalat dan berdzikir kepada Allah kehilangan dia, langit juga akan menangisinya.”

Dari sini dapat diketahui, bahwa bumi dan langit itu selalu merindukan orang-orang shaleh ahli ibadah yang selalu berusaha melakukan amalan-amalan baik yang diridhai oleh Allah. Sebab dengan keberadaan mereka ini, bumi dan langit akan menjadi baik. Sebaliknya, jika bumi sudah dihuni oleh orang-orang yang jahat saja, maka bumi dan langit  akan menjadi rusak, dan jika itu yang terjadi, maka hari Qiamat pertanda sudah dekat.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam