BEREBUT DUNIA vs BEREBUT AKHIRAT
Luthfi Bashori
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lainnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa menjadikan dunia sebagai keinginannya yang terbesar, Allah akan menceraiberaikan pikirannya dan membagi-bagikan harta miliknya dan tidak datang dunia kepadanya kecuali yang ditetapkan baginya.
Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai keinginannya yang terbesar, maka Allah menyatukan pikirannya dan menjadikan hatinya kaya, sedangkan dunia datang kepadanya dengan tunduk.â€
Nabi Muhammad SAW berucap, “Ya Allah, aku memohon ampunan kepada-Mu demi keselamatan di dunia dan akhirat.â€
Dalam bahasa syariat dikenal istilah Akbaru hammin (keinginan terbesar, atau tujuan utama, atau fokus yang dikejar).
Tentu setiap orang mempunyai harapan yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Ada orang yang tujuan utama dalam hidupnya adalah mencari dan meraih kehidupan dan kenikmatan dunia. Ada pula orang yang lebih konsentrasi untuk mengejar kenikmatan hidup demi meraih kebahagian akhirat. Ada pula yang bersikap tengah-tengah, ia membagi sedemikian rupa agar dapat meraih kedua-duanya, yaitu berupanya mendapat kekayaan harta namun tetap giat beribadah.
Di antara orang-orang yang dalam waktu dua puluh empat jam selalu berebut mengumpulkan harta, hingga lupa mempersiapkan kehidupan akhiratnya, ada pula yang tetap saja miskin, tidak dapat mengumpulkan harta sedikitpun, bangkrut, hingga hidupnya terlunta-lunta.
Di sisi lain, ada orang-orang yang mempunyai keyakinan tebal kepada Allah, maka ia akan lebih berkonsentrasi dalam menghidupkan perkara-perkara yang terkait langsung dengan akhirat, walaupun tidak meninggalkan urusan keduniaan sama sekali, namun dalam mencari dunia itu ia hanya menjadikannya sebagai hal yang darurat saja, yang bertujuan demi menyambung hidup semata dan tidak lebih dari itu.
Di antara orang-orang yang telah memutuskan bagi dirinya untuk lebih berkonsentrasi dalam mencari kebahagiaan akhirat seperti ini, ternyata banyak pula yang Allah sendiri berkehendak untuk mengirimkan harta yang bercukupan, hingga mereka tidak pernah kekurangan dalam urusan keduniaan. Inilah yang termasuk rahasia Allah bagi para hamba yang taat kepada-Nya.