URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 100 users
Total Pengunjung: 6224207 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DEFINISI IKHTIAR & TAWAKKAL 
Penulis: Pejuang Islam [ 2/4/2020 ]
 
DEFINISI IKHTIAR & TAWAKKAL

Luthfi Bashori


Ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendaki. Orang yang berikhtiar berarti ia memilih suatu pekerjaaan, lantas melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses sesuai keinginannya.

Orang yang telah berkhtiar, sama halnya telah melakukan perintah syariat, jika ikhtiarnya itu diniati ibadah, misalnya saat bekerja ia berniat untuk mencari ma’isyah yang halal, demi menghidupi keluarganya, dan ia tetap melakukan kewajiban beribadah sesuat tuntunan syariat, maka ikhtiar yang ia lakukan itu akan diberi pahala oleh Allah.

Sedangkan Tawakkal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Imam Alghazali merumuskan definisi Tawakkal sebagai berikut: Tawakkal ialah menyandarkan diri kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Umumnya, seseorang yang beriman kepada Allah dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari itu akan melalui proses berikhtiar terlebih dahulu, setelah itu barulah berawakkal, dan sunnahnya memang seperti ini.

Namun, ada pula sebagian orang yang memiliki keimanan sempurna, karena ahli mendekatkan diri kepada Allah dan larut dalam dunia ibadah, hingga ia diberi bashirah (mata bathin) yang luar biasa, lantas bermantap diri untuk bertawakkal kepada Allah dengan penuh keyakinan yang sempurna.

Ternyata Allah berkenan dan berkehendak untuk menjaga dan memelihara orang tersebut hingga ia tidak pernah kekurangan apapun dalam menjalani kehidupannya setiap hari, sekalipun dalam pandangan kasat mata ia tidak tampak bekerja.

Diriwayatkan bahwa seorang Sahabat Rasul SAW melihat seorang anak kecil di dalam masjid sedang shalat dengan khusyuk dan sempurna. Setelah selesai shalat, orang itu bertanya kepadanya, “Siapa kamu?”

Anak itu menjawab, “Aku anak yatim. Aku kehilangan ayah dan ibuku.”
Orang itu berkata, “Engkau mau jadi anakku?”

Anak itu bertanya, “Apakah tuan akan memberiku makanan bila aku lapar?”
Orang itu menjawab, “Ya.”

Anak itu bertanya lagi, “Apakah engkau akan memberiku pakaian bila aku telanjang?”
Orang itu menjawab, “Ya”

Anak itu melanjutkan pernyataannya, “Apakah tuan akan menghidupkan aku bila aku mati?”
Orang itu terkejut dan berkata, “Aku tidak bisa melakukan itu.”

Maka anak itu memalingkan wajahnya dan berkata, “Jika begitu, tinggalkan aku pada Tuhan yang menciptakan aku, kemudian memberiku rezeki, kemudian mematiakanku, kemudian menghidupakn aku.”

Maka Sahabat itu berkata, “Barangsiapa bertawakkal kepada Allah , Dia akan mencukupinya.”

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam