Menapak Jejak Sejarah Rasulullah
Mafahim
Setiap buku yang memaparkan tentang sejarah suatu bangsa atau seorang tokoh, bermula dari keinginan untuk mencipta dan menghadirkan kembali kenangan masa lalu senyata mungkin. Padahal, seiring dengan berjalannya waktu, masa lalu itu kian pergi menjauh, semakin asing dan sulit untuk kita jamah. Kita seringkali dibuat tergagap dan tercengang dengan perbuatan-perbuatan dan peristiwa demi peristiwa heroik yang tidak mungkin dapat kita kerjakan. Pada saat yang sama, sejarah seringkali ditaburi debu-debu mitos, yang berbaur antara fakta dan rekayasa. Sehingga sejarah itupun menjadi kian kabur dari kehidupan nyata, dan kekinian. Untuk menelisik kebenaran fakta sejarah itu sendiri, ibarat menarik helai rambut dari tumpukan tepung. Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
Namun tidak demikian dengan sejarah Baginda Rasulullah. Peristiwa-peristiwa historis yang mengiringi perjalanan hidup Rasulullah selalu abadi dalam ingatan umatnya. Sejarah itu terjaga dari unsur-unsur pendistorsian yang justeru akan menodai keagungan pemilik sejarah, yaitu Baginda Rasulullah.
Sejarah Rasulullah mencerminkan peran orang-orang kecil, kaum papa dan du’afa, kaum marginal, yang setia bersama Rasulullah, dan memiliki komitmen bersama untuk membangun sebuah peradaban yang gemilang. Babak kehidupan bersama Rasulullah, dimulai dari ketertindasan, keterasingan, dan ke-takbertuan-an. Rasulullah dan para pengikutnya diusir, dicaci, dinista, dan diintimidasi. Namun ketabahan itu membuahkan kegemilangan. Pelan namun pasti, orang-orang yang selama ini tertindas, kini tampil menjadi pahlawan-pahlawan yang dikenang. Menjadi prasasti perjuangan membawa panji-panji Ilahi.
Bilal bin Rabah, Amar bin Yasir dan masih banyak yang lainnya, yang semula mereka adalah budak yang seringakli dijadikan bulan-bulanan oleh kaum borjuis Quraisy. Mereka dianggap tak berarti apa-apa dalam panggung sejarah yang mereka ciptakan. Namun akhirnya, mereka menjadi tokoh pahlawan yang mendunia. Sementara para pencaci dari kalangan elit Quraisy, sirna terkubur bersama keangkuhannya.
Dalam buku ini, Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengahadirkan penulisan sejarah tentang Rasulullah model baru. Ada sisi-sisi yang jarang sekali diungkap oleh sejarawan lainnya dalam menulis sejarah Nabi. Buku ini memaparkan detail kehidupan sehari-hari shahibul sejarah, Baginda Rasulullah. Ada dua sesi pembahasan dalam kitab ini.
Sesi pertama; membahas tentang segala sesuatu yang bertalian dengan pribadi dan keseharian Rasulullah. Yaitu meliputi prilakunya yang utama, putra-putrinya, istri-istrinya, para paman dan bibinya, para wanita yang pernah menyusui beliau, saudara-saudara sesusuan Nabi, budak-budak beliau, para pelayan, para penjaga rumah, juru tulis, beberapa surat beliau, para duta dan delegasi beliau, serta pejabat dan menteri-menteri Rasulullah.
Pada sesi ini, Abuya al-Maliki juga memaparkan detail beberapa perabot rumah tangga Rasulullah. Alat-alat dapur beliau, senjata dan kendaraan perang, pakaian perang, mukjizat beliau, serta beberapa perangkat sehari-hari milik beliau. Menariknya, setiap senjata dan hewan piaraan milik Rasulullah, semuanya diberi nama layaknya manusia bernyawa. Bukti kepedulian beliau terhadap benda dan hewan yang tak lain juga makhluk Allah.
Pada sesi kedua; berisi ringkasan dari ragam peristiwa monumental yang mengitari kehidupan Rasulullah berdasarkan korelasi zaman dan waktu. Rekaman-rekaman peristiwa tersebut berpangkal dari masa kelahiran, masa kenabian, hingga kewafatan beliau. Tahun demi tahun dalam perjalanan hidup Rasulullah, dikeleilingi oleh ragam peristiwa penting, baik yang terjadi di Makkah ataupun Madinah.
Misalnya pada tahun kedua dari kelahiran beliau, pada tahun itu Sayyidina Abu Bakar lahir. Sahabat sejati Rasulullah tersebut selisih satu tahun kelahirannya dengan Sang Nabi. Lalu pada tahun ketiga, saat itulah dada Rasulullah dibedah oleh malaikat.
Allah mengutus Baginda Nabi, Sayyidina Muhammad SAW dengan membawa agama yang lurus. Dengan datangnya Rasulullah yang memanggul agama hanif tersebut, maka segala kebutaan mulai tampak, segala kekaburan mulai tersingkap, dan segala kedaliman mendapat petunjuk.
Allah juga mengkaruniakan keluhuran moral dan kebeningan hati kepada Rasulullah. Bahkan Allah mengistimewakan beliau dengan pemberian syafaat yang agung di hari yang mencekam, yaitu hari kiamat. Kedudukan yang mulia, agung, terhormat, menjadi hak khusus atas Rasulullah yang dilimpahkan oleh Allah. Semoga Allah memberi keberkahan untuk Rasulullah, para keluarga dan sahabatnya.
Oleh karenanya, termasuk hal paling urgen, di mana kita harus mengetahui dan memiliki ilmu tentang hal ikhwal Sang Nabi, serta mengetahui sifat-sifatnya yang terpuji. Maka dengan membaca kitab karya Abuya ini, setidaknya kita akan merasa lebih dekat dengan Rasulullah.
Kitab ini tampil dengan pola penyajian yang sederhana, namun enjoy dinikmati. Bahasanya lugas dan luwes. Bahkan bagi pemula, kemungkinan besar dapat memahaminya. Dan memang buku ini merupakan bagian dari Seri Ilmu Pengetahuan bagi Remaja, sehingga pilihan bahasanyapun pas untuk para pemula.
Tanpa terasa, dengan membaca kitab ini, kita akan terbawa ke sebuah alam sejarah masa lampau, di mana baginda Rasulullah seakan-akan hadir di tengah-tengahnya. Kita akan masuk menyelinap di rumah tangga Rasulullah. Membaca dan menyaksikan pedang-pedang Rasulullah. Pedang beliau ada sembilan model, diantaranya bernama Dzul Faqqar, al-Battar, al-Khatif, al-Qadhib. Pedang yang terakhir ini yang pertama kali disandang oleh Rasulullah untuk perang.
Kita akan diajak menengok baju besi beliau, tombak, busur, panah, hewan kendaraan beliau. Di antara kendaraan pribadi beliau ada yang bernama kuda as-Sakib, kuda al-Murtajiz, kuda al-Lizaz, dan masih banyak yang lainnya. Masing-masing kendaraan tersebut memiliki kenangan sejarah yang sangat berarti dalam perjuangan umat Islam.
Sekali lagi, membaca karya ini, serasa kita larut di sebuah zaman di mana Rasulullah masih ada di dalamnya. Asyik, enjoy, reflektif, dan menyenangkan.