ANAK DUNIA vs ANAK AKHIRAT
Luthfi Bashori
Kehidupan dunia pasti akan berlalu, dan setiap manusia pasti akan berpindah menuju kehidupan akhirat. Ada sebagian manusia yang bekerja keras untuk meraih kesuksesan dunia , namun tidak memikirkan kehidupan akhirat. Orang-orang semacam ini dinamakan ‘anak-anak dunia’ yang akan rugi dan sengsara dalam kehidupan akhiratnya.
Ada sebagian manusia yang bekerja keras, dan menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat, bahkan yang paling diperhitungkan adalah akhirat. Orang-orang semacam ini dinamakan ‘anak-anak akhirat’ yang akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat.
Sebagaimana Sy. Ali bin Thalib Karramallahu Wajhah berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya dunia telah pergi berlalu, dan akhirat telah datang menyambut. Masing-masing dari keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Sekarang (dunia) adalah amal tanpa hisab (perhitugan), sedangkan besok (akhirat) adalah hisab tanpa amal.â€
Orang pandai itu adalah orang yang mempersiapkan bekal hidup di akhirat lebih baik daripada mencari-cari penghidupan untuk dunia.
Mencari penghidupan untuk kenikmatan dunia itu tidak dilarang dalam agama, namun menfokuskan diri dalam pencarian hidup di dunia hingga melupakan persiapan hidup di akhirat, adalah suatu kerbodohan.
Karena durasi kehidup di dunia itu sangatlah pendek jika dibandingkan durasi kehidupan akhirat. Adapun yang dihitung dalam kehidupan akhirat adalah sejak seseorang itu meninggal dunia, yaitu merenggangnya nyawa dari jasadnya.
Dengan demikian, fase kehidupan akhirat itu dimulai dari alam kubur, dilanjut hari berbangkit, lantas fase kehidupan di padang Mahsyar, berakhir di sorga yang kekal abadi bagi orang yang shaleh, atau singgah sementara di neraka bagi si mukmin yang fasiq, maupun kehidupan yang kekal abadi di neraka bagi si kafir.