JAGALAH HATI
Luthfi Bashori
Menurut para ilmuwan, hati merupakan organ dari salah satu tubuh manusia yaitu kelenjar yang ukurannya besar. Hati pada organ manusia berada di dalam rongga perut di sebelah kanan dan berada di bawah diafragma.
Fungsi hati manusia yaitu alat yang di gunakan untuk ekskreasi, yaitu proses pembuangan sisa metabolisme (penyerapan makanan dan benda tak berguna lainnya), hal ini disebabkan karena hati manusia dapat memecahkan dari berbagai senyawa yang masuk dalam tubuh manusia..
Hati dalam bahasa lainnya adalah liver, merupakan suatu kelenjar yang terdapat di dalam tubuh yang paling besar dengan ciri-cirinya yaitu bentuknya seperti baji dengan warnanya yang merah kecoklatan dengan berat sekitar 1,4 s/d 1,6 kg.
Hati merupakan organ yang dapat menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitis.
Secara medis, bagi yang ingin menjaga kesehatan hatinya, maka perbanyaklah makanan yang bergizi, buah buahan sayur-sayuran. Kurangi makanan yang banyak mengandung racun seperti makanan yang berminyak atau makanan penyedap lainnya.
Untuk menjaga kesehatan hati maka kurangilah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menghambat atau bahkan mempengaruhi fungsi hati.
Untuk mengetahui bahwa hati berfungsi dengan baik tanpa adanya ciri-ciri penyakit maka diketahui lewat urine. Jika urine semakin berwarna kuning maka itu merupakan indikasi adanya pola kehidupan yang salah, hingga dapat menyebabkan fungsi hati terganggu.
Namun, sangat berbeda menurut kajian ilmu tasawwuf, hati adalah sentral dari seluruh pergerakan hidup manusia secara non fisik. Bagi seseorang yang hatinya bersifat baik, maka amal ibadahnya juga akan berkualitas baik. Hidupnya tentu lebih dominan dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Sebaliknya bagi yang hatinya jahat, maka hampir di semua kehidupannya akan menjurus kepada langkah-langka yang negatif.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu berkata, “Carilah hatimu di tiga tempat, yaitu ketika mendengarkan Al-Qur’an, di majelis-majelis dzikir, dan di waktu-waktu menyendiri. Jika engkau tidak menemukannya di tempat-tempat ini, mohonlah kepada Allah SWT agar menganugerahimu sebuah hati, karena sesungguhnya engkau tidak memiliki hati.
Orang yang ketika mendengarkan Al-Qur’an tidak tersentuh hatinya dan ketika berada di majelis dzikir tidak tersentuh hatinya serta ketika sendirian tidak tersentuh hatinya untuk ingat kepada Allah, berarti orang ini hatinya tidak hidup.
Bahkan dalam ungkapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu di atas, orang tersebut dikatakan ‘tidak memiliki hati’, hingga dianjurkan untuk memohon kepada Allah agar diberi hati.