MEMILIH PENASIHAT
Luthfi Bashori
Amirul mu’minin Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA berkata, “Ada dua macam orang yang bisa memecahkan punggungku, yaitu Si Bodoh yang banyak beribadah dan Si Alim yang menyeleweng. Si Bodoh itu menipu kebanyakan orang dengan ibadahnya, sedangkan Si Alim itu menyebabkan banyak orang tersesat karena penyelewengannya.”
Umat Islam harus pandai memilih penasihat demi kemashlahatan dirinya baik di dunia terlebih di akhirat.
Definisi penasihat itu adalah orang yang memberi nasihat dan saran atau pertimbangan. Arti kata nasihat adalah ibarat yang terkandung dalam suatu cerita dan sebagainya yang disampaikan demi suatu kebaikan. Nasihat juga berarti moral.
Seorang penasihat tidak boleh merusak perkataannya sendiri dengan perbuatannya, dan tidak mendustakan lisannya dengan kebiasaannya, supaya tidak menjadi orang yang digambarkan Allah SWT yang artinya:
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras.” (Q.S. Al-Baqarah: 204).
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanamannya dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Q.S. Al-Baqarah: 205).
Hal itu karena perbuatan seseorang itu dapat dilihat dengan kasat mata. Padahal sebagian besar manusia mempunyai mata, tetapi ia tidak mempunyai mata hati. Maka wajib bagi penasihat itu menampakkan perbuatannya yang bisa dilihat oleh kasat mata lebih banyak daripada yang tidak bisa dilihat kecuali dengan mata hati.
Kedudukan penasihat terhadap orang yang dinasihatinya adalah seperti kedudukan tabib terhadap pasiennya. Jika seorang tabib menampakkan dirinya sakit di hadapan pasien, maka tidak ada manfaat bagi sang pasien untuk berobat kepadanya. Jadi, penasihat yang perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya tidak bisa diambil manfaatnya oleh umat.
Saat ini cukup banyak suatu lembaga, atau perorangan yang sedang gadrung mengangkat penasihat, entah itu sebagai penasihat pribadi atau suatu dewan pertimbangan yang diharap dapat menasihati suatu lembaga tertentu.
Mencari penasihat itu sangat bagus, tentunya jika yang diangkat menjadi penasihat berasal dari kalangan orang berilmu yang mempunyai dedikasi tinggi, etika kesopanan dan bijaksana dalam berpendapat, serta berperilaku baik dalam kesehariannya.
Maka, jajaran penasihat yang terbaik saat ini adalah dari kalangan para ulama yang senantiasa takut kepada Allah, sehingga tidak memberikan nasihat kecuali sesuai dengan syariat yang diturunkan oleh Allah untuk umat manusia.
Tapi saat ini tak jarang yang terjadi, adanya figur-figur yang ditokohkan namun tidak memiliki adab kesopanan yang luhur, termasuk tidak mengenal syariat Islam dengan baik apalagi takut kepada Allah, lantas diangkat menjadi penasihat atau anggota dewan pertimbangan, sehingga dapat menyesatkan pemahaman yang mengangkatnya, bahkan tak jarang yang berakibat membahayakan dan merugikan masyarakat pada umumnya.
Kesalahan dalam memilih penasihat itu tidak hanya merugikan diri sendiri, namun dapat juga merugikan pihak lain. Sebaliknya, mengangkat figur penasihat yang tepat guna, maka pengaruh arahan seorang penasihat terkadang dapat merubah kehidupan dunia menuju ke arah yang jauh lebih baik.