LAH KAMU MENGIDOLAKAN SIAPA ?
Luthfi Bashori
Saat ini, banyak orang yang salah dalam memilih idolanya. Padahal kesalahan memilih idola, bisa-bisa mempengruhi kehidupannya, baik kehidupan dunianya lebih-lebih akheratnya.
Semestinya hanya satu idola yang harus digaungkan dalam dada setiap jiwa muslim. Yaitu manusia yang paling agung sepanjang jaman, bahkan sejak diciptakan makhluk yang bernama manusia, hingga makhluk yang bernama manusia itu menjadi punah di muka bumi, maka idola sejati itu adalah Nabi Muhammad SAW.
Beliau ibarat cahaya yang menerangi umat, di saat mereka mencari petunjuk demi mengarungi hidup. Betapa agungnya gubahan syair yang mengatakan :
Huwan nuuru yahdil haa-iriina dliyaa-uhu # wa fil hashri dhillul mursaliina liwaa-uhu
(Dia -Nabi SAW- adalah cahaya yang sinarnya menerangi jalan orang-orang yang sedang kebingungan dalam kegelapan # Kelak di padang Mahsyar, hanya bendera beliau SAW lah yang akan menaungi para nabi -dan kaum beriman-)
Saat di padang Mahsyar,
Allah memperpendek jarak antara matahari dengan kepala manusia hanyalah se depa, tentu saja seluruh umat manusia menjadi sangat ketakutan, kebingungan, kepanasan, dan segala macam kesengsaraan dan kepedihan menyelimuti mereka.
Dalam cucuran keringat akibat panasnya sengatan matahari dengan jarak satu depa, atau satu meter, tentu saja tak ada seorangpun yang dapat merasakan ketenangan, karena dilibas luapan keringat yang dapat menenggelamkan setiap orang. Saat itu keadaannya sangat mengerikan.
Dalam keadaan segenting itu, di tengah-tengah kerumunan manusia yang sedang kebingungan, ada seorang yang sangat dicintai oleh Allah yang tengah bersujud menghadap Allah, berdoa, menangis, memohon, mengharap, bermunajat kepada Allah, hingga terdengar firman Allah memanggil : Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, memintalah, pasti Aku kabulkan...!
Tentu sangat luar biasa tingginya derajat orang yang sangat mulia ini di sisih Allah. Bagaimana tidak, di saat seluruh ummat manusia tidak dapat berbuat apapun selain ketakutan yang sangat, dan kepedihan yang amat, ternyata sang manusia pilihan ini justru diberi kesempatan emas untuk dapat berdialog dengan Allah secara langsung.
Namun gerangan apa yang terlintas dalam benak beliau SAW tatkala dalam dialog itu, diberi kesempatan untuk meminta dan pasti dikabulkan oleh Allah, Dzat yang menciptakan langit bumi seisinya serta Pencipta sorga dan neraka ?
Apakah beliau meminta untuk secepatnya masuk sorga agar dapat terbebas dari kesengsaraan kehidupan padang Mahsyar ? Atau beliau meminta agar para istri dan anak-anaknya segera diselamatkan dan secepatnya mendapat kenikmatan sorga ?
Bukan... bukan..., beliau SAW bukanlah figur pemimpin yang semacam itu, beliau SAW tidak pernah mementingkan diri sendiri maupun mementingkan keluarganya semata, namun beliau SAW justru menangis di hadapan Allah azza wa jalla seraya memohon : Ummati... ummati... ummati... (selamatkanlah ummatku).
Beliau SAW itulah figur Nabi panutan sepanjang jaman, beliau SAW itulah satu-satunya idola sejati yang wajib kita banggakan, beliau SAW itulah pimpinan hakiki yang harus kita tirukan.
Haramlah diri kita jika berani menduakan rasa cinta yang hakiki kepada makhluk selain kepada baginda Rasulullah SAW. Dosa besarlah jiwa kita jika berani mengidolakan tokoh dunia manapun selain baginda Rasulullah SAW.
Maka tepatlah sabda Nabi SAW yang mengatakan : Tidak beriman salah satu dari kalian sehingga dia mencintai aku (Muhammad) lebih besar dibanding cintanya kepada orang tuanya, kepada anaknya, dan kepada seluruh ummat manusia.
Ayolah berpikir, manusia mana yang dapat mengayomi ummat mulai dari kehidupan dunia hingga kelak di akherat, selain beliau Nabi Muhammad SAW ?
Setelah itu, mari kita tanyakan kepada diri kita : Lah kamu mengidolakan siapa ? Benarkah pilihanmu itu ?
Apakah Nabi Adam AS sebagai Bapak Manusia Dunia, adalah idola utama kita ?
Apakah Nabi Nuh yang memberi contoh pembuatan perahu untuk kepentingan manusia, alias Bapak Perahu Dunia, adalah idola kita ?
Apakah Nabi Ibrahim yang keturunannya banyak diangkat menjadi Nabi, alias Bapak Para Nabi, adalah idola kita ?
Apakah Nabi Isa yang hingga kini belum meninggal dunia karena ruh dan jasadnya diangkat ke langit, Bapak Terpanjang Umurnya, adalah Idola kita ?
Mereka itu semuanya, kelak tidak akan mampu menyelamatkan kita di saat terjadi kepedihan situasi padang Mahsyar yang telah dijanjikan. Bahkan justru mereka tetap mengharapkan perlindungan dan syafa`at.
Lantas siapa lagi jika demikian, apakah idola kita itu James Watt, Bapak Listrik Dunia ? Atau Pele dan Maradona, Bapak Legendaris Sepak Bola Dunia ? Atau Muhammad Ali, Bapak Petinju Dunia ? Atau Sukarno, Bapak Proklamator Indonesia ? Atau Suharto, Bapak Pembangunan Indonesia? Atau Habibie Bapak Teknologi Indonesia? Atau Gus Dur, Bapak Pluralisme Indonesia ? Atau Mbah Marijan, Bapak Penakluk Merapi Indonesia? Atau Romy Rafael, Bapak Hypnotist Indonesia ? Atau Aggodo, Bapak Markus Indonesia ?
Bahkan sederet nama yang sekiranya mampu kita sebutkan, siapapun adanya dan siapapun namanya, mereka semuanya tidak akan mampu menyelamatkan kita kelak di padang Mahsyar.
Maka satu-satunya orang yang paling tepat untuk kita jadikan Sang Idola Utama, Sang Idola Sejati, Sang Idola Hakiki, hanyalah Nabi Besar yang Sangat Mulia, Sayyidina wa Maulana Muhammad Shallallahu `alaihi wasallam.
Yaa, hanya Nabi Muhammad SAW lah satu-satunya yang paling tepat untuk kita idolakan. Bukan figur yang lainnya ... !