MALPRAKTEK AGAMA
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari)
Luthfi Bashori
Dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah, karya KH. Hasyim Asy’ari diterangkan, apabila semua urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya Hari Qiamat. Keterangan ini dinukil dari Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Shahabat Abu Hurairah RA.
Artinya, jika urusan umat Islam, mulai dari tata cara penjabaran ilmu terkait syariat Islam, pratek ibadah, penetapan hukum halal & haram, praktek bermuamalah (sosial masyarakat), pembinaan akhlak & moral, serta segala hal yang terkait kehidupan umat Islam, ternyata diserahkan dan ditangani oleh orang-orang yang bukan ahli di bidangnya, maka saat itulah kehancuran umat Islam sudah semakin dekat di depan mata, karena di masa yang seperti itu hakikatnya telah dekat dengan datangnya hari Qiamat.
Coba dicermati, apakah sekarang sudah ada kejadian, seperti adanya seseorang yang tidak paham agama secara mendalam, karena backgroundnya bukan berbasis persantren yaitu tempat memperdalam ilmu syariat Islam, yang tiba-tiba didapuk menjadi pemimpin atau tokoh masyarakat yang tiap harinya bertugas mengurusi bidang keagamaan bagi umat Islam?
Kejadian seperti ini, tenyata jauh-jauh hari sudah diprediksikan oleh Rasulullah SAW dan benar-benar telah terjadi di kalangan umat Islam, yang mana keberadaan tokoh-tokoh semacam ini menjadi tanda semakin dekat datangnya hari Qiamat.
Dunia medsos dewasa ini telah banyak mengungkap beberapa informasi tentang terjadinya malpraktek dalam dunia keagamaan, semisal adanya seorang pejabat yang awam ilmu agama, tiba-tiba mengomentari hasil bahtsul masail dan kajian syariat yang dilakukan oleh sejumlah ulama terkait produk suatu hukum.
Yang mana para ulama dalam melakukan bahtsul masail itu dengan pertimbangan demi menjaga keselamatan kehidupan akhirat bagi umat Islam.
Namun, ternyata fatwa dari hasil bahtsul masail itu dicounter dan disoroti dengan tajam oleh beberapa oknum pejabat, karena dianggap tidak sesuai dengan selera kebijakan sang pejabat.
KH. Hasyim Asy’ari juga menukil hadits Nabi yang meneranghkan, bahwa dunia ini tidak akan pergi sampai ada orang yang melewati kuburan kemudian ia berguling-berguling di atasnya seraya berkata: “Seandainya aku berada di tempat orang yang di kubur di dalam kuburan ini.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Abu Hurairah RA juga.
Artinya di akhir jaman, akan semakin banyak orang-orang yang sudah tidak dapat berpikir jernih dalam menjalani kehidupan duniawi, karena banyaknya problem kehidupan yang kerap menerpa, sehingga banyak pula orang yang ingin segera mati.
Jika kehidupan masyarakat semakin sengsara, perekonomian semakin anjlok dan jeblok, beban hidup semakin berat, kedhaliman merajalela dimana-mana, rasa belas asih semakin pudar, mencari hidup sehat semakin sulit, psikologi masyarakat semakin tertekan, yang mencuat adalah keresahan-keresahan di kalangan warga, dan bermacam-macam problema kehidupan datang silih berganti.
Belum lagi maraknya musibah dan bencana alam di berbagai tempat, maka jika kondisi jaman sudah terjadi seperti ini, tentu tidak sedikit orang-orang yang berandai-andai ingin segera mati daripada sengsara hidup di dunia tanpa merasakan kebahagian sama sekali.