|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 65 users |
Total Pengunjung: 6224167 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
MENGENAL SUNAN GIRI - 5 |
Penulis: Pejuang Islam [ 5/9/2016 ] |
|
|
MENGENAL SUNAN GIRI - 5
Luthfi Bashori
(dinukil dari buku Kisah Walisongo, karangan Baidlowi Syamsuri)
RADEN PAKU KAWIN DUA ISTRI DALAM SEHARI
Adalah Ki Ageng Supa Bungkul seorang bangsawan Majapahit yang berkedudukan di Surabaya telah mengadakan sayembara, barangsiapa yang berhasil memetik buah delima di depan pekarangan rumahnya akan dikawinkan dengan putrinya yang bernama Dewi Wardah.
Konon kabarnya, setiap kali ada orang hendak mengambil buah delima yang buahnya hanya satu itu, pasti mendapat nasib celaka, boleh jadi ditimpa sakit yang berat atau meninggal dunia.
Pada suatu hari Raden Paku yang kurang beberapa hari lagi akan melangsungkan pernikahannya dengan Dewi Murthasiah putri Sunan Ampel itu pergi ke Ampeldelta dan kebetulan dalam perjalanannya melewati pekarangan rumah Ki ageng Bungkul. Ketika sampai jalannya di bawah pohon delima, tiba-tiba buah delima Ki ageng Bungkul terjatuh tepat mengenai kepala Raden Paku.
Dalam keadaan demikian, tiba-tiba saja Ki Ageng Bungkul muncul menemui Raden Paku dan bertanya : Mau kemanakah Engkau...? Dan apakah yang sedang kau ambil itu...?
``Maaf Ki Ageng`` Sahut Raden Paku. Saya tidak bermaksud untuk mengambilnya, ketika saya lewat buah delima ini jatuh sendiri mengenai kepala saya.
Itu artinya kau harus kawin dengan putriku yang bernama Dewi Wardah, kata Ki Ageng.
Tapi... Ki Ageng... Sesungguhnya saya sebentar lagi akan dipernikahkan dengan putri Kanjeng Sunan, tutur Raden Paku.
``saya sudah mengerti`` sela Ki Ageng. Katakan saja kejadian ini kepadanya.
Dengan perasaan yang tak menentu memikirkan kejadian itu. Raden Paku meneruskan perjalananannya ke Ampeldelta. Setibannya di Ampel peristiwa itu disampaikan kepada Sunan Ampel.
``Memang benar apa kata Ki ageng Bungkul itu`` Kata Sunan Ampel. Kau akan dijodohkan dengan putrinya yang bernama Dewi Wardah.
``Apa maksud Kanjeng Sunan...? Tanya Raden Paku. Bukankah saya sebentar lagi menikah dengan putri Kanjeng Sunan sendiri...?
``Kiranya Allah telah menakdirkan, kau akan mempunyai dua istri, yaitu putriku sendiri dan putri Ki Ageng Bungkul.``
Kemudian Sunan Ampel menceritakan bahwa sebenarnya Ki Ageng Bungkul telah mengadakan sayembara, bagi siapa saja yang berhasil memetik buah delima dengan selamat di pekarangannya, maka akan dijodohkan dengan putrinya yang bernama Dewi Wardah.
Semua yang mengikuti sayembara itu belum pernah seorangpun dapat berhasil memetik buah tersebut. Mereka yang memanjat pohon delima itu pasti jatuh dan kebanyakan dari mereka kemudian meninggal dunia.
Pada riwayat lain diceritakan Ki Ageng Bungkul memang sengaja melemparkan buah delima itu ke sebuah sungai yang membelah kota Surabaya. Akan kehanyutan delima tersebut diikuti dari kejauhan supaya diketahui siapa saja yang menemukan akan dijodohkan dengan putrinya, yaitu Dewi Wardah.
Saat itu kebetulan sekali Raden Paku sedang mengambil air wudhu di sungai. Meliaht delima terapung-apung hanyut di depan beliau berwudhu, kemudian diambilnya. Tak lama kemudian datang Ki Ageng Bungkul berpura-pura mencari buah delima kesayangan anaknya yang telah jatuh ke sungai.
Mendengar itu, maka Raden Paku pun menunjukkan buah delima yang baru saja ditemukan. Ternyata benar buah delima itu milik putri Ki Ageng Bungkul dan akhirnya dikatakan sudah menjadi niat bagi siapa saja yang menemukan buah delima itu akan dijodohkan dengan Dewi Wardah putrinya itu.
Maka demikianlah yang akhirnya Raden Paku harus beristri dua. Adapun pelaksanaan nikahnya dilangsungkan sehari itu juga, pertama dengan Dewi Murthasiah putri Sunan Ampel, kemudian dengan putri Ki Ageng Bungkul yaitu Dewi Wardah.
Nyai Ageng Pinatih merasa banga dan senang atas pernikahan putra angkatnya, karena dalam sehari sekaligus telah mempunyai dua menantu. Demikianlah riwayat pernikahan Raden Paku yang selanjutnya hidup bahagia dengan kedua istrinya dalam keluarga Nyai Ageng Pinatih di Gresik.
|
1. |
Pengirim: djayanti - Kota: karawang
Tanggal: 26/6/2010 |
|
intinya mah, beliau ber jodoh, ya pa ustad.. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Segala aspek yang positif dari pribadi Sunan Giri adalah suri tauladan bagi generasi sekarang. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: Wijaya as-sundawy - Kota: Karawang
Tanggal: 20/10/2011 |
|
Ini Riwayatnya shohih g?? Kalo Al-Qur'an dan Al-Hadits kan ada manuskripnya, kalo kisah wali songo ada g ya tadz?? Ato kisah wali songo cuma karangan golongan tertentu saja? Afwan minta jawabannya |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Apakah anda yang menulis komentar ini, lantas menisbatkan diri sebagai As Sundawy bisa dipercaya sih ? Gak ada satupun ayat Alquran maupun Hadits shahih yang menguatkan argumentasi anda tentunya !
Komentar anda menunjukkan bahwa anda sepertinya bukan penganut Sunni Syafi'i, dan terkesan lebih dekat dengan kelompok Wahhabi. Mudah-mudahan dugaan kami salah. Karena aneh saja, membahas biografi seseorang yang hidupnya jauh setelah jaman turunnya wahyu, kok anda minta manuskrip sesuai dalil dari Alquran dan hadits shahihnya. Atau anda tidak tahu sejarah kapan diturunkan Alquran dan Hadits, serta tidak tahu kapan sejarah Islam masuk ke Indonesia.
Sepertinya anda tidak tahu cara menfungsikan dalil Alquran maupun Hadits.
Ibarat ada orang jual sate-gulai, lantas anda bertanya kepadanya : Mana dalil shahih dari Alquran dan haditsnya tentang bolehnya jualan masakan yang diberi nama sate-gulai? Lucu saja anda ini. Semoga ada pengunjung yang tertawa membaca komentar anda.
Ketahuilah, biografi seseorang tokoh itu didapatkan dari informasi dan data yang ada di tangan masyarakat, bukan dengan ketentuan dalil shahih. Biografi itu bukanlah sebuah hukum yang perlu dikuatkan oleh dalil shahih.
Terhadap sebuah biografi (selain Nabi), maka umat Islam boleh percaya boleh tidak, dan bagi pembacanya tidak ada pengaruh apakah berdosa atau dapat pahala jika mempercayai/tidak mempercayainya. Tapi membaca biografi yang baik, tentunya dapat dijadikan contoh tauladan yang baik pula.
Apakah anda percaya, konon ada orang yang bernama Ibnu Taimiyah ? Apakah juga anda percaya kalau dulu ada orang bernama Imam Ahmad bin Hanbal, karena tidak ada manuskripnya yang dikuatkan oleh dalil Alquran maupun Hasits yang menyebutkan secara pasti tentang keberadaan beliau berdua, apalagi jika dicarikan dalil yang menyebutkan nama lengkap dan apa yang dihasilkan oleh pemikiran keduanya ? |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pengirim: Eny NurudDiana Indah Rohmani - Kota: Ujungpangkah Gresik
Tanggal: 31/1/2014 |
|
Meskipun raden paku ga bermaksud mengambil buah delima dan lalu ia menceritakan kejadian itu kpd sunan ampel. Sungguh begitu ta`dhimny beliau. SubhanAllah. . |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Begitulah ajaran akhlaq mulia para sesepuh kita bangsa Indonesia |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|