Enyahkan Setan dari Otak Kita
RUSHOIFAH
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah, 2:168).
Saya pernah merasakan dimana otak di kepala terasa simpang siur. Masalah demi masalah terasa bertumpang tindih antara satu sama lain. Ibarat seutas benang yang berbelit-belit menjadikannya benang kusutyang tampaknya sulit diurai dan diluruskan kembali. Saya sudah mencoba untuk meluruskan benang kusut dalam otak, namun sukar sekali merapikannya kembali.
Kemudian aku (setan) akan mendatangi manusia dari muka, belakang, sebelah kanan, dan sebelah kiri mereka. Dan Engkau (wahai Allah) tidak akan mendapati kebanyakan manusia bersyukur (taat) (QS. Al A`raf, 7:17).
Mengesalkan, ketika saya mencoba menghindari pikiran yang satu, tiba-tiba muncul lagi pikiran lain. Ketika berusaha melupakan pikiran itu, muncul lagi pikiran berikutnya. Aneh, sebab hati sudah berjuang membersihkannya, tetapi otak di kepala tampaknya ada yang mengganggu sehingga penjernihan hati menjadi lebih sulit. Hal inilah yang banyak terjadi pada manusia sehingga meskipun mereka berjuang melakukan shalatyang intinya berjuang mengingat Allahnamun sangatlah sulit mencapai derajat “shalat khusyu.” Sebab, derajat “khusyu” hanya dapat tercapai manakala “hati” hadir dan “otak” juga ikut selamat dari gangguan syaitan yang terkutuk.
Antara Shalat, Hati, dan Otak
Tentu anda tahu dimana letaknya hati dan dimana pula letak otak. Segumpal daging yang bernama hati terdapat dalam rongga dada sedangkan otak merupakan gumpalan berwarna putih yang terdapat dalam kulit tengkorak kepala. Makhluk bernama syaitansemoga Allah mengutuknyadimana syaitan merupakan seteru utama manusia, gemar sekali menyerang manusia melalui otak terlebih dahulu. Ketika otak manusia berhasil mereka rusak barulah penyerangan ke dalam hati dilakukan. Setelah hati mereka taklukan, maka diungkapkan segala isi hatinya melalui perkataan mulut.
Ketika hati telah dikuasai syaitanini terjadi pada orang durhakahati memberi signal pada otak untuk melakukan reka perdaya, akal licik, dan tipu muslihat. Seorang pencuri yang sudah berittikad melakukan pencurian, mencoba “memutar otak” untuk mencari strategi agar aksi pencuriannya berjalan lancar. Ia berfikir memakai otak untuk mengelabui korban, membobol rumah dengan kunci palsu, beraksi di kala sepi dari orang-orang, dan sebagainya. Bagi orang durhaka seperti itu, sumber kejahatan berasal dari hati yang kemudian disampaikannya pada otak yang akhirnya membuahkan tingkah laku dan perkataan yang buruk.
Adapun bagi orang beriman, syaitan tidak akan mampu menyerang secara langsung pada hati sebab betapa ketatnya penjagaan hati mereka. Yang dilakukan syaitan adalah penyerangan melalui otak. Apabila orang beriman tersebut peka, maka pada saat itu pula ia berjuang mengusir syaitan dari otaknya. Namun, apabila seorang Mukmin lengah maka peluang masuknya syaitan ke dalam hati menjadi tinggi. Sebagai contoh, orang beriman akan melaksanakan shalat.
Dalam hatinya ia bertekad bertemu dengan Allah melalui shalat khusyu. Seluruh jiwa dan raganya ia tujukan untuk menghadap Allah. Namun, ketika shalat mulai dilakukan, syaitan kembali berbuat onar. syaitan menyerang otak mukmin. Mukmin tersebut berusaha menghalau serangan syaitan dalam otaknya. Jikalau mukmin mampu menghalau syaitan dari otaknya maka dapat dipastikan mukmin tersebut mencapai shalat khusyu dan mukmin tersebut berhak menyandang derajat sebagai orang takwa.
Sesungguhnya orang-orang bertakwa apabila mereka ditimpa bisikan dari syaitan, mereka ingat kepada Allah. Maka pada saat itu pula mereka menyadari kesalahan-kesalahannya (QS. Al A`raf, 7:201).
Semoga Allah mengampuni kita semua dan memberi bimbingan agar kita dapat mencapai derajat shalat khusyu. Melalui kekhusyuan shalat, ia menjadi sarana efektif pencegah tingkah-laku keji dan munkar dan dengan shalat pula kita beroleh kebahagiaan yang tinggi oleh sebab telah bertemu dengan Allah Yang Maha Penyayang.
Sungguh berbahagia orang beriman yang khusyu dalam shalatnya (QS. Al Mukminun, 23:1-2).
Orang Beriman menjaga Otak
Di dalam otak terdapat bermilyard-milyard urat saraf. Masing-masing urat saraf menyimpan data-data tentang kehidupan manusia yang bersangkutan. Data-data itu manakala terdapat dalam otak orang beriman menjadi semacam ilmu sehingga semakin mendekatkan dirinya pada Allah Yang Maha Perkasa. Seorang mukmin akan berupaya menjaga otaknya agar tidak diserang “virus” syaitani. Oleh sebab itu, tidak heran manakala seorang mukmin rajin memohon ampun pada Allah melalui istighfar. Ia juga rajin mengusir syaitan melalui ta`awudz dan memproklamirkan dirinya sebagai musuh utama syaitan yang terkutuk.
Otak tidak boleh Dirusak Syaitan
Ketika setan menyerang otak, terasalah bahwa otak di kepala ini menjadi sakit, ngilu, dan melelahkan. Hal ini tidak boleh dibiarkan, melainkan dengan refleks setan harus dienyahkan dari otak kita. Jika dia membandel, usirlah dengan membaca ta`awudz (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk), ketika anda membaca ta\awudz dengan khusyu, maka setan itu akan terpelanting dan dipaksa kabur dari tubuh kita. Jika anda ingin lebih menyiksa dan membakar mereka maka bacalah Ayat Kursi atau ayat di bawah ini:
Sesungguhnya orang-orang yang mengganggu pada mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak juga bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan baginya azab neraka yang membakar (QS. Al Buruj, 85:10).
Bersihnya otak merupakan kebahagiaan orang beriman sebab dengannya ia akan berfikir sederhana, simpel, dan jernih. Kesederhanaan pemikiran akhirnya hanya bertumpu pada satu ingatan, yakni mengingat Allah. Allah Dialah Pencipta manusia dari ketiadaan. Allah Dialah yang merajai hari kiamat. Allah Yang Maha Mulia akan bersama dengan orang beriman di negeri surga nan abadi.
Otak: Pintu Gerbang
Orang beriman senantiasa menjaga ketat hati dari segala noda sehinggaatas rahmat Allahhatinya semakin terjaga kokoh. Pintu gerbang kemudian berpindah pada otak. Lambat laun orang beriman mampu membina otaknya sehingga menjadi “benteng” efektif menghalau musuh utamanya yaitu setan. Sedikit saja setan menempelkan “jemarinya” ke benteng itu, tiba-tiba mereka menjerit merasakan panasnya otak beriman bagi setan terkutuk.
Jangan Takuti Setan
Orang beriman tidak takut pada setan. Seorang mukmin adalah ia yang “memproklamirkan” dirinya sebagai musuh utama syaitan. Dirinya tidak rela bersentuhan dengan makhluk terkutuk itu. Ibarat kotoran, setan adalah makhluk najis yang tidak boleh ada dalam hati dan otak orang beriman.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (QS. Al Baqarah, 2: 168).
Manusia adalah pimpinan di bumi sedangkan setan tidak mempunyai hak apapun menginjakkan kakinya di bumi ini. Allah Pencipta alam semesta telah mengutuk setan dengan kutukan yang keras. Dan orang beriman pun melaknat habis-habisan makhluk terkutuk yang satu itu. Semoga Allah menghancurkan dan membinasakan setan dengan siksa yang pedih.
Bahagianya Otak Sederhana
Kesederhanaan pemikiran otak hanya dapat tercapai dengan mengingat Allah. Saat ingat pada-Nya, maka terasa bahwa dunia ini kecil dan sebentar. Orang beriman memperoleh optimisme yang tinggi (tawakkal) atas turunnya pertolongan Allah dan derajat yang mulia. Melalui ingat pada Allah, maka teringat janji kemenangan Allah, kehidupan mulia, kenikmatan surga, dan menakutkannya api neraka. puncak dari kesederhanaan otak adalah shalat khusyu. Bersihnya hati dan otak merupakan prasyarat mencapai derajat shalat khusyu. Semoga Allah menganugerahi kita nikmatnya shalat melalui shalat khusyu.
Penutup
Insya Allah, sekarang, otak dan hati anda telah bersih. Alangkah bahagianya ketika jiwa ini jernih kembali. Mengingat Allah pun semakin syahdu. Sedikit demi sedikit shalat kita menuju pada derajat khusyu. Janganlah kita bermimpi Al Qur`an ini bisa tegak di muka bumi manakala hati kita masih belum bisa menerima ayat Al Qur`an. Bukankah Rasulullah saw bersabda bahwa jihad yang paling besar adalah melawan hawa nafsu. Bukankah Allah memberi tahu bahwa musuh utama manusia adalah setan. Marilah kita enyahkan setan dari jiwa dan raga kita. Semoga Allah berkenan membimbing dan melindungi kita dari segala bisikan setan yang terkutuk. Amin.