RUSAKNYA KAUM AKIBAT MENDAHULUKAN RASIO DARIPADA AJARAN SYARIAT
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari)
Luthfi Bashori
Jaman sekarang, banyak di kalangan umat Islam bahkan para tokohnya sekalipun, yang sengaja lebih mengedepankan rasio akal pikiran dalam menyimpulkan dan mengamalkan suatu permasalahan dalam dunia keagamaan mereka, daripada harus merujuk kepada dalil-dalil Syariat yang seharusnya dijadikan acuan dalam keseharian.
Karena dalam menjalani kehidupan itu, setiap orang siapapun adanya, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling dari padanya. Tidak datang kepada mereka ayat-ayat Al-Qur’an punyang baru diturunkan dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya sedang mereka bermain-main. (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. …” (AQS. Al-Anbiya/21 : 1,2,3).
KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah menukil perkataan Syaikh Ibnu Wahab yang meriwayatkan, bahwa Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri Rahimahullah pernah berkata: “Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu meninggalkan ilmu yang ada di tangan mereka hanya karena menjunjung tinggi rasio dan mengikutinya.”
Ternyata kerusakan aqidah kaum Yahudi dan Nasrani itu dikarenakan mereka jaman dahulu lebih mengedepankan pemikiran-pemikiran pribadi dari para tokohnya, daripada harus menjalankan ajaran murni dari para Nabi yang diutus menyampaikan wahyu dari Allah kepada mereka.
KH. Hasyim Asy’ari menukil riwayat Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, bahwa Sy. Urwah RA berkata: “Abdullah bin Amr pernah bertemu dengan kami ketika menunaikan ibadah haji. Lalu aku mendengarnya berkata: ‘Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja setelah Dia memberikannya kepada mereka. Akan tetapi Dia akan mencabutnya dari mereka bersamaan dengan mencabut nyawa para ulama bersama ilmunya. Kemudian tinggallah orang-orang bodoh yang dimintai fatwa, lalu mereka memberikan fatwa berdasarkan pendapat pribadi. Maka mereka pun tersesat dan menyesatkan.”
Kemudian aku menyampaikan hadits itu kepada Siti Aisyah RA istri Nabi SAW. Setelah itu Shahabat Abdullah bin Amr RA kembali menunaikan ibadah haji, lalu Siti Aisyah RA berkata kepadaku: ‘Wahai keponakanku, pergilah ke tempat Shahabat Abdullah (bin Amr RA) dan mintalah klarifikasi dirinya tentang hadits yang kamu ceritakan kepadaku dari dia.’
Lalu aku pun menemuinya dan menanyakan hal itu kepadanya. Kemudian dia menyampaikan hadits itu kepadaku sama seperti yang telah dia sampaikan kepadaku dahulu. Setelah itu aku menemui Siti Aisyah RA dan menyampaikan hal tersebut kepadanya. Lalu Siti Aisyah RA berkata: ‘Demi Allah, Abdullah bin Amr benar-benar menghafalnya.
Dalam kandungan hadits di atas diterangkan secara eksplisit, bahwa bilamana umat Islam lebih mengedepankan rasio pemikirannya daripada harus merujuk kepada ajaran Syariat, maka saat itulah kesesatan, kerusakan dan kehancuran umat Islam sudah ada di depan mata.
Kenyataannya, bermunculannya para pemikir liberal dalam tubuh umat Islam akhir-akhir ini, atau maraknya perkembangan aliran-aliran sesat lainnya, adalah akibat mereka lebih senang mencari-cari sendiri alasan bagi keyakinan mereka, tentunya yang disesuaikan dengan cara berpikir otak mereka, sekalipun harus bertentangan secara kasat mata dengan nash-nash baku ajaran Syariat.
KH. Hasyim Asy’ari menukil dari kitab Fathul Bari, bahwa Masruq meriwayatkan bahwa Shahabat Ibnu Mas’ud RA berkata: “Tidaklah datang suatu zaman kepada kalian melainkan ia lebih buruk dari zaman yang ada sebelumnya. Sungguh aku tidak menunjuk pemimpin tertentu lebih baik dari pemimpin yang lain, dan aku pun tidak menunjuk tahun tertentu lebih baik dari tahun yang lain. Akan tetapi para ulama dan Fuqaha kalian akan pergi (meninggal dunia), lalu kalian tidak menemukan generasi penerusnya. Kemudian akan datang orang-orang yang mengeluarkan fatwa dalam berbagai perkara berdasarkan akal pikiran mereka sendiri, sehingga mereka mengoyak dan menghancurkan Islam.”