URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 195 users
Total Pengunjung: 6224307 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
RUSAKNYA KAUM AKIBAT MENDAHULUKAN RASIO DARIPADA AJARAN SYARIAT 
Penulis: Pejuang Islam [ 29/9/2019 ]
 
RUSAKNYA KAUM AKIBAT MENDAHULUKAN RASIO DARIPADA AJARAN SYARIAT
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari)

Luthfi Bashori

Jaman sekarang, banyak di kalangan umat Islam bahkan para tokohnya sekalipun, yang sengaja lebih mengedepankan rasio akal pikiran dalam menyimpulkan dan mengamalkan suatu permasalahan dalam dunia keagamaan mereka, daripada harus merujuk kepada dalil-dalil Syariat yang seharusnya dijadikan acuan dalam keseharian.

Karena dalam menjalani kehidupan itu, setiap orang siapapun adanya, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling dari padanya. Tidak datang kepada mereka ayat-ayat Al-Qur’an punyang baru diturunkan dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya sedang mereka bermain-main. (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. …” (AQS. Al-Anbiya/21 : 1,2,3).

KH. Hasyim Asy’ari dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah menukil perkataan Syaikh Ibnu Wahab yang meriwayatkan, bahwa Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri Rahimahullah pernah berkata: “Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu meninggalkan ilmu yang ada di tangan mereka hanya karena menjunjung tinggi rasio dan mengikutinya.”

Ternyata kerusakan aqidah kaum Yahudi dan Nasrani itu dikarenakan mereka jaman dahulu lebih mengedepankan pemikiran-pemikiran pribadi dari para tokohnya, daripada harus menjalankan ajaran murni dari para Nabi yang diutus menyampaikan wahyu dari Allah kepada mereka.

KH. Hasyim Asy’ari menukil riwayat Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, bahwa Sy. Urwah RA  berkata: “Abdullah bin Amr pernah bertemu dengan kami ketika menunaikan ibadah haji. Lalu aku mendengarnya berkata: ‘Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu begitu saja setelah Dia memberikannya kepada mereka. Akan tetapi Dia akan mencabutnya dari mereka bersamaan dengan mencabut nyawa para ulama bersama ilmunya. Kemudian tinggallah orang-orang bodoh yang dimintai fatwa, lalu mereka memberikan fatwa berdasarkan pendapat pribadi. Maka mereka pun tersesat dan menyesatkan.”

Kemudian aku menyampaikan hadits itu kepada Siti Aisyah RA istri Nabi SAW. Setelah itu Shahabat Abdullah bin Amr RA kembali menunaikan ibadah haji, lalu  Siti Aisyah RA berkata kepadaku: ‘Wahai keponakanku, pergilah ke tempat  Shahabat Abdullah (bin Amr RA) dan mintalah klarifikasi dirinya tentang hadits yang kamu ceritakan kepadaku dari dia.’

Lalu aku pun menemuinya dan menanyakan hal itu kepadanya. Kemudian dia menyampaikan hadits itu kepadaku sama seperti yang telah dia sampaikan kepadaku dahulu. Setelah itu aku menemui Siti Aisyah RA dan menyampaikan hal tersebut kepadanya. Lalu Siti Aisyah RA berkata: ‘Demi Allah, Abdullah bin Amr benar-benar menghafalnya.

Dalam kandungan hadits di atas diterangkan secara eksplisit, bahwa bilamana umat Islam lebih mengedepankan rasio pemikirannya daripada harus merujuk kepada ajaran Syariat, maka saat itulah kesesatan, kerusakan dan kehancuran umat Islam sudah ada di depan mata.

Kenyataannya, bermunculannya para pemikir liberal dalam tubuh umat Islam akhir-akhir ini, atau maraknya perkembangan aliran-aliran sesat lainnya, adalah akibat mereka lebih senang mencari-cari sendiri alasan bagi keyakinan mereka, tentunya yang disesuaikan dengan cara berpikir otak mereka, sekalipun harus bertentangan secara kasat mata dengan nash-nash baku ajaran Syariat.

KH. Hasyim Asy’ari menukil dari kitab Fathul Bari, bahwa Masruq meriwayatkan bahwa Shahabat Ibnu Mas’ud RA berkata: “Tidaklah datang suatu zaman kepada kalian melainkan ia lebih buruk dari zaman yang ada sebelumnya. Sungguh aku tidak menunjuk pemimpin tertentu lebih baik dari pemimpin yang lain, dan aku pun tidak menunjuk tahun tertentu lebih baik dari tahun yang lain. Akan tetapi para ulama dan Fuqaha kalian akan pergi (meninggal dunia), lalu kalian tidak menemukan generasi penerusnya. Kemudian akan datang orang-orang yang mengeluarkan fatwa dalam berbagai perkara berdasarkan akal pikiran mereka sendiri, sehingga mereka mengoyak dan menghancurkan Islam.”   

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam