TANDA DEKAT QIAMAT, JIKA UMAT ISLAM
MENGEKOR KEPADA ISRAEL & VATIKAN
(Bedah Pemikiran Mbah Hasyim Asy`ari)
Luthfi Bashori
Dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jamaah, KH. Hasyim Asy’ari menjelaskan, jika umat Islam sudah banyak yang mengekor dan bersinergi dengan orang-orang kafir, maka saat itulah pertanda sudah dekat datangnya hari Qiamat.
Misalnya saat marak terjadinya orang-orang yang ditokohkan oleh umat Islam, tiba-tiba datang ke Israel atau ke Vatikan, dengan menampakkan dirinya telah menjalin kerja sama dalam segala bidang, atau mengapresiasi eksistensi Israel maupun Vatikan.
Atau banyaknya orang-orang yang masih mengaku dirinya sebagai muslim, namun ikut memakmurkan keberadaan tempat-tempat ibadah milik orang-orang di luar Islam, misalnya ikut menyumbang lagu, orkesta, serta memberi sambutan-sambutan yang bersifat memuji perilaku kekafiran mereka.
Untuk itulah KH. Hasyim Asy’ari menukil hadits riwayat Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya dari Sy. Abu Hurairah RA yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak akan terjadi Qiamat sampai umatku mengambil apa yang telah diambil oleh umat-umat sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.”
Lalu beliau ditanya: “Ya Rasulullah, seperti orang-orang Persia dan Romawi?”
Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
Dalam riwayat lain, Sy. Abu Said Al-Khudri RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian benar-benar akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Bahkan seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pasti mengikutinya.”
Lalu kami bertanya: “Ya Rasulullah, seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani?”
Beliau menjawab: “Siapa lagi?”
Jadi jelaslah, perilaku gemar mengekor kebiasaan kehidupan orang-orang Yahudi dan Nasrani, misalnya dengan modus menjalin kerjasama dengan mereka itu, jauh-jauh hari telah diprediksikan oleh Rasulullah SAW, dan saat ini sudah sering terjadi, bahkan para pelakunya juga tidak jarang dari kalangan warga NU yang mengaku sebagai pengikut KH. Hasyim Asy’ari.
Padahal KH. Hasyim Asy’ari berwasiat dengan menutip hadits riwayat Imam At-Thabrani dari Sy. Ibnu Mas’ud RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya generasi awal umat ini adalah orang-orang terbaik mereka, dan generasi terakhirnya adalah orang-orang yang terburuk mereka, karena mereka suka berselisih paham dan berpecah-belah. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia mati dalam kondisi di mana ia datang kepada manusia dengan cara yang ia sukai, apabila ia (ingin) didatangi (kematian) dengan cara seperti itu.”
(maksudnya, hendaklah ia menjaga keimanannya).
Menjalin kerja sama dengan orang-orang kafir penyembah tuhan selain Allah, sangatlah rawan bagi aqidah umat Islam, karena pada akhirnya dikhawatirkan ikut pula mengekor kepada kekafiran mereka, atau minimal merestui perbuatan syirik menyembah tuhan selain Allah.
Bergesernya perilaku kemunkaran aqidah yang terjadi di kalangan umat Islam seperti ini, hakikatnya dahulu kala juga telah terjadi di kalangan Bani Israel, yang semula mereka itu beriman dan mengesakan Allah, sesuai dengan ajaran Nabi Musa AS, namun lama-lama timbul penginkaran-penginkaran terhadap ajaran agamanya, bahkan mereka berani merubah ajaran agama yang diajarkan oleh Nabi Musa As, disesuaikan dengan keinginan hawa nafsu mereka semata.
KH. Hasyim Asy’ari menukil riwayat Sy. Hisyam bin Urwah Rahimahullah, ia pernah mendengar ayahnya berkata: “Perkara Bani Israel masih lurus sampai muncul di tengah-tengah mereka orang-orang yang dilahirkan dari keturunan para tawanan perang dari berbagai bangsa. Kemudian mereka memunculkan konsep baru di tengah-tengah mereka, yang didasarkan pada rasio dan mereka berhasil menyesatkan Bani Israel.”
Menurut Sy. Hisyam, ayahnya sering berkata: “Ingatlah sunnah Nabi (SAW), ingatlah sunnah Nabi (SAW), karena sunnah Nabi (SAW) adalah pilar agama.