PERHATIAN RASULULLAH SAW TERHADAP KEBAIKAN UMAT
Luthfi Bashori
Sy. Abu Hurairah RA mengabarkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Barangsiapa tidur padahal di tangannya ada bekas makanan yang belum dicuci, lalu ia terganggu oleh sesuatu, maka janganlah ia mencaci orang lain. Celalah diri sendiri”.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Majah).
Dari hadits di atas ini, terbukti bahwa perhatian Rasulullah SAW sangatlah teliti terhadap kebaikan umat Islam, hingga urusan yang terhitung sangat sepele, namun tidak luput dari perhatian beliau SAW. Termasuk urusan cuci tangan terutama bagi kalangan yang mempunyai kebiasaan senang makan sebelum tidur.
Tentunya bukan hanya sebatas itu, namun banyak sekali suatu urusan yang sudah menjadi rutinitas setiap orang yang menjadi perhatian Raulullah SAW.
Sy. Jabir bin Abdullah RA mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika seseorang membaca Basmalah ketika masuk rumahnya dan saat akan makan, maka setan berkata kepada sesamanya, “Tidak ada tempat bermalam bagi kalian dan tidak ada pula makan malam. Akan tetapi, jika tanpa mengucap Basmalah ketika masuk rumahnya, maka setan berkata kepada sesamanya, malam ini kalian dapat tempat bermalam. Jika tidak menyebut basmalah juga sewaktu akan makan, setan berkata, sekarang kamu dapat tempat bermalam sekaligus makan malam.” (HR. Muslim).
Rasulullah SAW menghendaki agar semua pengikutnya senantiasa menjaga kebersihan baik secara dhahir maupun batin. Di samping beliau SAW mengajarkan semacam cuci tangan sebelum dan sesudah makan, juga saat menjelang tidur, beliau SAW juga mengajarkan agar para pengikutnya selalu menjauh dari kerumunan setan, seperti anjuran membaca Basmalah saat memulai dalam banyak hal.
Sy. Hudzaifah RA bercerita, “Biasanya apabiala kami sedang bersama Rasulullah SAW menghadapi makanan, kami tidak meletakkan tangan-tangan kami sebelum Nabi SAW meletakkan tangannya.
Suatu hari kami bersama beliau sedang menghadapi makanan. Tiba-tiba datang seorang Jariyah (budak perempuan) seakan-akan didorong (karena sangat cepatnya ), lalu dengan serta merta ia hendak meletakkan tangannya di atas makanan , maka Rasulullah SAW memegang tangan budak itu.
Kemudian datang lagi seorang Badui yang juga seolah-olah di dorong. Rasulullah pun menahan tangan si Badui. Lantas beliau SAW bersabda, “Sesungguhnya setan itu menganggap halal makanan, jika nama Allah tidak disebut pada makanan tersebut. Tadi ada setan yang datang bersama budak Jariyah ini untuk menikmati makanan itu, karena itu aku pegang tangannya. Lalu ada yang datang bermasa si Badui, maka aku pegang tangan orang Badui itu. Demi Dzat yang jiwa ku berada di tangan-Nya, sungguh setan itu berada dalam genggamanku bersama tangan budak Jariyah (dan orang Badui ini).” (HR. Muslim).