RASULULLAH SAW TIDAK SUKA MAKANAN BERBAU TAK SEDAP
Luthfi Bashori
Sy. Abu Ayyub Al-Anshari RA mengisahkan bahwa seringkali Rasulullah SAW diberi makanan, maka yang separuh untuk beliau SAW dan separuh lagi diberikan kepada Sy. Abu Ayyub. Suatu hari beliau SAW memberikan makanan yang tidak beliau makan, karena di dalamnya ada bawang putih. “Apakah bawang putih haram?” tanya Sy. Abu Ayyub. “Tidak, namun aku tidak suka karena baunya,” dalih Rasulullah SAW. “Kalau begitu, aku juga tidak suka apa yang tidak engkau sukai,”komentar Sy. Abu Ayyub akhirnya. (HR. Muslim).
Memilih makanan terbaik, hingga memperhatikan bau makanan yang akan dikonsumsi, termasuk salah satu kebiasaan terpuji Rasulullah SAW. Tidak hanya makanan yang menyehatkan secara fisik, tapi lebih dari itu yang dipertimbangkan oleh beliau SAW.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Sy. Jabir RA ia mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang merah atau bawang putih, maka janganlah ia mendekati masjid kami (selagi mulutnya bau tak sedap). Sungguh, malaikat pun merasa terganggu oleh bau yang tidak disukai oleh anak Adam.” (HR. Lima Imam Hadis).
Konon, ada di antara shahabat yang mengatakan bahwa sayur mayur jenis ini (semacam bawang putih, jengkol, petai dan lain-lainnya yang membuat mulut berbau) diharamkan. Lalu berita itu sampai kepada Nabi Muhammad SAW maka beliau bersabda, “Wahai manusia, sungguh aku tidak mempunyai hak untuk mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah, tetapi aku tidak menyukai bau jenis sayuran ini,” (HR. Muslim).
Bolehnya makan bawang merah dan putih, namun hukumnya makruh (tidak disukai) pernah disinggung oleh Khalifah Umar bin Khatthab RA dalam khutbahnya, “Wahai manusia, kalian bisa memakan dua jenis sayuran yang kupandang sebagai hal yang buruk, yaitu bawang merah dan bawang putih. Aku telah menyaksikan Rasulullah SAW apabila beliau mencium bau keduanya dari seorang lelaki di dalam masjid, beliau memerintahkan agar orang itu dikeluarkan ke Baqi’. Barangsiapa yang memakan kedua jenis sayuran ini, maka hendaklah ia melenyapkan baunya terlebih dahulu dengan memaksanya (dengan sungguh-sungguh sebelum masuk masjid) .” (HR. Muslim dan An-Nasa’i).
Di sisi lain, Rasulullah SAW lebih memilih makanan yang berkhasiat, tentunya yang tidak memiliki bau tak sedap dan menyengat, sebagai contoh buah zaitun. Hal ini sebagaimana Sy. Umar bin Khattab RA mengabarkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Konsumsilah minyak zaitun dan manfaatkanlah sebagai minyak. Sungguh, minyak zaitun berasal dari tumbuhan yang diberkahi.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).
Di antara makanan dan minuman kegemaran Raulullah SAW adalah kurma, sup gandum jelay/barley, buah tin (ara), buah anggur, buah delima, buah melon, jamur kam’at, minyak zaitun, madu, susu, cuka dan air putih.